Prakirawan Stasiun BMKG Tanjungpinang Khalid Fikri Nugraha |
TANJUNGPINANG – BERITABATAM.COM | Diperkirakan dalam satu pekan ini gelombang di perairan Provinsi Kepulauan Riau cukup tinggi. Di Perairan Natuna diperkirakan bisa mencapai 5 meter.Gelombang tinggi ini berdasarkan hasil pantauan melalui satelit Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang berada di lingkungan Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Minggu 6 Desemner 2020.
Pantauan layar monitor Prakirawan Stasiun BMKG Tanjungpinang Khalid Fikri Nugraha di ruang kerjanya menunjukkan tinggi gelombang di perairan laut Tanjungpinang dan Bintan mencapai kisaran 0,3 meter sampai 2,5 meter.
Sedangkan tiga perairan laut, seperti di perairan Batam, Karimun, dan Lingga hanya mencapai kisaran 0,3 meter sampai 2 meter.
“Ini bisa bertahan satu pekan ini,” kata Khalid Fikri Nugraha kepada awak media, Minggu 6 Desemner 2020.
Kemudian kiranya, tinggi gelombang di dua perairan laut lainnya, seperti di Natuna dan Anambas mencapai 1 meter sampai 5 meter.
Dengan terjadinya gelombang tinggi, informasi yang diterima awak media ini, ada dua transportasi laut yang ingin menuju ke Tambelan kembali balik arah pada Sabtu 5 Desember 2020.
Transportasi yang balik arah, yaitu Roro dan Kapal Sabuk Nusantara 80. Roro sudah berlayar membawa penumpang dari Pelabuhan Tanjung Uban menuju ke Tambelan.
Begitu juga dengan Kapal Sabuk Nusantara 80 berlayar dari Pelabuhan Kijang menuju ke Tambelan.
Saat ini, Roro masih berada di Pelabuhan Tanjung Uban. Sedangkan Kapal Sabuk Nusantara 80 masih bersandar di Pelabuhan Kijang.
Gelombang tinggi terjadi, kata Khalid lagi, dipengaruhi dengan munculnya angin Utara. Sebab, wilayah Kepri sudah masuk musim angin Utara. Sehingga terjadi gelombang tinggi di perairan laut di wilayah Kepri.
Selain itu, dipengaruhi dengan kecepatan tiupan angin berkisar 5 kilometer per jam sampai 30 kilometer per jam. Kecepatan tiupan angin hanya bertahan tiga hari terhitung sejak Minggu 6 Desember 2020 hingga berakhir Selasa 8 Desember 2020 mendatang.
Artinya ujar Khalid, kecepatan tiupan angin bakal kembali berubah. Kondisi ini, sudah dirasakan di darat.
Maka dari itu, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak berlindung atau berteduh di bawah pohon besar. Karena tiupan angin bisa membuat pohon tumbang.
Diharapkannya, ranting maupun pohon yang sudah dinilai sudah tua, untuk segera ditebang. Supaya tidak terjadi musibah yang diinginkan. Seperti tertimpa rumah dan sebagainya.
“Kita juga berharap, pengguna transportasi laut untuk patuhi, apabila sedang terjadi gelombang tinggi di laut. Supaya tidak terjadi hal yang kita inginkan bersama,” harap dia. (MK)