
![]() |
Gubernur Kepri Dalam Acara Melepas Ekspor Produk Pertanian |
Beritabatam.com-Kepri | Gubernur H Nurdin Basirun menyatakan
banyak potensi pertanian bernilai ekspor yang harus digali bersama agar
meningkatkan devisa dan pendapatan daerah. Melepas ekspor produk
pertanian senilai Rp49 miliar ke berbagai negara menunjukkan potensi itu
sangat besar.
“Ini kekuatan dan kerjasama yang
dimiliki oleh seluruh anak bangsa. Malam ini bukti kerja keras bisa kita
lakukan bersama-sama ekspor yang bernilai cukup fantastis dan
meningkatkan devisa negara serta pemasukan bagi daerah,” kata Nurdin
saat Pelepasan Ekspor Produk Pertanian di Dermaga Utara Pelabuhan Batu
Ampar, Batam, Selasa (19/3) malam.
Produk-produk itu dilepas Nurdin
bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI Ali
Jamil. Hadir juga Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam Suryo
Irianto Putro, Kepala Dinas Pertanian Kepri Ahmad Izhar, Kepala Biro
Humas Protokol dan Penghubung Kepri Nilwan, Asisten Ekonomi Pembangunan
Febrialin dan Wadir Binmas Polda Kepri AKBP Edi Suryanto.
Adapun komoditi ekspor yang dilepas
malam itu yakni Cocoa Butter (PT Asia Cocoa Indonesia), Cocoa Powder (PT
Asia Cocoa Indonesia), Daging Kelapa (PT Heng Guan), Rumput Laut (PT
Kencana Bumi Sukses) dan Minyak Sawit (PT Synergy Oil Nusantara). Negara
tujuan ekspor yakni Cocoa Butter (Jerman, Amerika Serikat, Estonia),
Cocoa Powder (Vietnam, Meksiko), Daging Kelapa (Malaysia), Rumput Laut
(China), Minyak Sawit (Tanzania).
Nilai ekspor Cocoa Butter dan Cocoa
Powder (Rp46,6 miliar), Daging Kelapa (Rp338 juta), Rumput Laut (Rp110
juta), Minyak Sawit (Rp2,3 miliar). Dari semua itu, total ekspor yang
dilepas berjumlah Rp49,4 Miliar.
Nurdin mengatakan, ekspor kali ini
hendaknya dijadikan motivasi untuk meningkat nilai ekspor. Sehingga bisa
lebih dikenal negara luar dan pasar semakin besar.
Potensi pertanian sangat berpeluang
untuk dikembangkan di Kepri. Wilayah yang dimiliki juga tidak kalah
saing dan subur seperti Lingga, Natuna, Anambas, Karimun dan lainnya.“Kami juga mengajak seluruh stake
holder agar bisa bersama-sama dan bersinergi dengan bergandengan tangan
agar hambatan yang menghalang bisa diselesaikan. Rentang waktu harus
dikurangi. Pangkas birokrasi tanpa melanggar aturan dan peraturan,” kata
Nurdin.
Menurut Nurdin, ekspor ini merupakan
salah satu upaya dalam meningkatkan neraca perdagangan Indonesia dan
Kepri khususnya. Karena itu, pihaknya terus bersinergi dengan pemerintah
pusat dan kabupaten kota untuk terus meningkatkan infrastruktur
dibidang pelabuhan untuk mendukung ekspor tersebut.
“Pesan Presiden RI Joko Widodo yang
menginginkan Indonesia pada tahun 2045 menjadi negara keempat terkuat
perekonomiannya di dunia dan sebagai negara lumbung penghasil pangan,”
kata Nurdin.
Nurdin pun memaparkan banyak potensi
pertanian dan kelautan Kepri. Seperti rumput laut yang diekspor dari
Pulau Pauh – Moro sebanyak 40 Ton. Untuk itu perlu dikuatkan hubungan
antara pengusaha dengan petani sehingga terus berjalan. Nanas dan Pisang
juga merupakan komoditi yang diekspor ke Singapura, sementara Kelapa
bulat diekspor ke Thailand yang berasal dari Karimun.
Kepala Badan Karantina Pertanian
Kementan RI Ali Jamil mengatakan akselerasi sangat perlu dilakukan untuk
menguatkan ekspor khususnya sektor pertanian. Karena itu dia menegaskam
agar keseluruhan UPT untuk berkoordinasi dengan pimpinan daerah agar
meningkatkan sektor pertanian yang diminta/unggulan oleh Negara Tujuan
ekspor bisa ditingkatkan. Saat ini ada 3 UPT di Kepri yakni UPT
Tanjungpinang, UPT Batam dan UPT Tanjung Balai Karimun.
“Mari kita maksimalkan pelabuhan Batu
Ampar untuk mendorong ekspor ke Negara Tujuan dan seperti UPT Tanjung
Balai Karimun melakukan ekspor melalui pelabuhan Batu Ampar ke Malaysia
dan China. Senergi dengan seluruh stake holder perlu dilakukan agar
tidak terjadi permasalahan di lapangan,” kata Ali Jamil yang pernah
bertugas di Kepri dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 ini.
Dalam pada itu, Suryo Irianto Putro
mengatakan tahun 2018 sebanyak 49 komoditi (diantaranya Kakao, Sawit,
Sarang Burung Walet dll) diekspor ke 20 negara seperti Amerika Serikat,
India, Angola, Banglades, Belanda, Kamboja. Nilai eskpor selama 2018
mencapai Rp19,32 Triliun.
Suryo menambahkam pada Januari sampai
dengan Februari 2018 terdapat ekspor 59.224,57 ton (senilai Rp839,17 M).
Sedangkan pada periode sama tahun 2019 sebesar 73.425,9 ton (senilai
Rp. 936,57 M)
“Perlunya dilakukan akselerasi eskpor
untuk meningkatkan nilai eskpor dan Tercatat dari sistim otomasi
perkarantinaan di Batam pada awal 2019 terjadi kenaikan jumlah ekspor
dibandingkan tahun lalu sebesar 24 persen,” kata Suryo. (Ade/007)