
BATAM – Beritabatam.com | Sedikitnya 50 warga di Pulau Buluh dilarikan kerumah sakit akibat terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Rata-rata penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini menyerang anak-anak diusia 1 hingga 10 tahunan.
Penyakit ini telah menyerang warga sekitar 5 bulanan, dan puncaknya baru minggu ini mencapai 50 lebih yang langsung dilarikan ke dua rumah sakit terdekat di Sagulung Klinik Fanindo dan Rumah Sakit Graha Hermine dipenuhi pasien DBD oleh warga dari Pulau Buluh.
Kendati demikian Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sejauh ini belum mengambil tindakan nyata terhadap penanganan kasus tersebut.
Menurut Tokoh Pemuda Pulau Buluh dan juga Ketua Aliansi Nelayan Tempatan, Suardi Tahirek, penyebab utama warga terserang DBS akibat sampah yang berserakan disekitar kolong pelantar. Dan diperparah lagi pola hidup masyarakat yang kurang sehat.
Meski dirinya bersama masyarakat telah melakukan gotong royong, namun karena keterbatasan alat untuk mengangkat sampah sulit dilakukan pembersihan di sekitar kolong pelantar.
“Dikolong itu banyak botol-botol plastik, air hujan mengendap disana dan kita telah berusaha membersihkan tapi sulit karena keterbatasn alat. Begitu pula saya sudah telepon lurah dan camat agar diantisipasi segera, tapi jawabannya telah dilakukan upaya fogging,” ujar Suardi usai menjenguk pasien yang asih di rawat di rumah sakit, Sabtu (30/11/19).
Menurutnya, fogging tidak akan menyelesaikan masalah apalagi terdapat puluhan warga terjangkit kasus DBD ini. Tentunya Pulau Buluh ini sudah termasuk dalam katagori kejadian luar biasa (KLB) penyakit DBD. Maka dari itu Diskes Kota Batam, harus segera mungkin menurunkan Tim Medis untuk melakukan pencegahan penyakit DBD ini agar tidak terjadi lagi korban berkelanjutan.
“Datangkan dong Tim Medis lakukan pemeriksaan berkeliling ke rumah-rumah warga jangan hanya cukup melakukan fogging saja. karena fogging ini tidak akan menyelesaikan masalah. kita sebagai warga telah melaporkan kejadian ini, serharusnya cepat tanggap dan lakukan penanganan berkelanjutan jangan hanya sekali saja biar tidak ada lagi korban berjatuhan,” katanya.
Ia juga tidak tidak menapik kalau tim dari Puskesmas pernah datang ke Pulau Buluh, namun tidak menyelesaikan masalah malah semakin banyak warga yang terjangkit dan dilarikan ke rumah sakit.
“Jangan dari petugas puskesmas yang personel medisnya terbatas, datangkan dokter ahli dari Dinkes yang benar-benar mampu meredam penyakit DBD ini. Begitu pula masyarakat beri edukasi lebih jauh terkait cara hidup sehat biar mereka tahu dan sadar akan pentingnya kesehatan ini,” jelasnya.
Dikatakanya, warga Pulau Buluh sejauh ini sangat sulit untuk akses berobat, kendati sebagin telah memiliki BPJS kesehatan dikarenakan membutuhkan biaya transportasi yang tidak sedikit besarnya. Terlebih lagi bagi warga yang belum memiliki BPJS tentunya ini beban berat yang harus mereka pikul.
“Sekali rawat inap kata warga yang tidak memiliki BPJS itu sampai Rp4 jutaan. Belum lagi biaya transportasi laut carteran Pompong itu cukup mahal,” ucap Suardi seraya meminta segera didirikan Pos Layanan Kesehatan di Pulau Buluh ini, agar masyarakat yang baru terjangkit bisa langsung mendapatkan pengobatan tanpa harus pergi jauh ke rumah sakit berada di Sagulung.
Sementara Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, saat dikonfirmasi melalui sambungan handphone terkait kasus DBD di Pulau Buluh ini, hpnya tidak aktif.
Baca juga:
Wakapolda Kepri Pimpin Upacara Hut Ke-74 Korps Brimob Polri
bright PLN Batam Tanam 200 Pohon dan Goro Bersama Bentuk Peduli Lingkungan
Wakil Ketua DPRD Batam: Kegiatan Pembinaan Teritorial Perlu Diadakan di Kecamatan
Komisi II DPRD Batam Tambah Anggaran Pengawasan Disperindag, Pasca BBM Langka
DPRD Batam: Insentif Guru TPQ, Imam Masjid, Mubaligh dan Muadzin Akan Naik
RS BP Batam Gelar Safety and Healthy Riding juga Sosialisasi Penyakit Jantung
(Haluan Kepri/Men)
Editor: Aritonang