
![]() |
Istimewa |
Prancis – Beritabatam.com | Dua penumpang laki-laki, usia 20 tahun-an, dari total lima orang, dituntut upaya pembunuhan dalam kasus kematian sopir bus di Prancis, Philippe Monguillot, 59 tahun.
Monguillot dikeroyok setelah mengingatkan tiga penumpang agar memakai masker saat di kendaraan umum.
Dalam kasus ini, dua orang lainnya dituntut atas tuduhan tidak membantu seseorang yang sedang dalam bahaya. Sedangkan orang ke lima, didakwa mencoba menyembunyikan pelaku kejahatan.
Monguillot meninggal lima hari setelah dirawat di rumah sakit atau persisnya pada 10 Juli 2020.
Kejadian penyerangan ini terjadi di Bayonee, wilayah selatan Prancis. Tiga penumpang laki-laki disebut sakit hati setelah Monguillot meminta mereka memperlihatkan tiket dan berkeras meminta mereka memakai masker.
Menggunakan masker telah menjadi kewajiban bagi siapa pun yang hendak menaiki kendaraan umum di Prancis sebagai dampak pandemik Covid-19. Wali Kota Bayonee, Jean-René Etchegaray, mengecam serangan terhadap Monguillot, yang seorang pelayan masyarakat.
“Dia dikenal sebagai sosok yang baik hati. Cinta kasih kami untuk istri dan keluarganya yang berduka,” kata Etchegaray.
Marie, putri bungsu Monguillot, menceritakan penyerangan kepada ayahnya adalah sebuah mimpi buruk. Keluarga dan tim dokter telah memutuskan untuk merelakan kepergian Monguillot.
Perdana Menteri Prancis, Jean Castex berjanji para pelaku penyerangan akan mendapatkan hukuman. Sedangkan Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Darmanin mengirimkan belasungkawa kepada keluarga Monguillot. (Tempo.co)