
![]() |
Ilustrasi. Stop! Jangan Beri Permen Pada Anak di Bawah Dua Tahun |
JAKARTA – Beritabatam.com |Pemerintah Amerika Serikat (AS) membuat panduan makan baru untuk bayi dan anak kecil. Salah satu panduan tersebut mengimbau untuk tidak memberikan makanan dengan gula tambahan pada anak berusia di bawah dua tahun.
Makanan dengan gula tambahan ini meliputi berbagai jenis makanan yang sebenarnya cukup umum dikonsumsi anak pada usia tersebut. Beberapa di antaranya adalah permen, kue, dan es krim.
“Tak ada kata terlambat untuk memulai,” jelas ahli gizi dari University of California Barbara Schneeman, seperti dilansir CNBC News, Rabu, 30 Desember 2020.
Setelah melewati usia dua tahun, konsumsi gula sudah diperbolehkan. Akan tetapi jumlah konsumsi gula juga tetap perlu dibatasi, yaitu di bawah 10 persen dari total asupan kalori per hari.
“Anda harus membuat setiap suapan berarti di usia-usia awal kehidupan itu,” ungkap Schneeman.
Kue, permen, dan cemilan merupakan salah satu sumber asupan gula tambahan terbesar dalam pola makan warga AS. Selain itu, asupan gula tambahan juga kerap didapatkan dari soda atau minuman bergula lain, serta kopi dan teh yang diberikan pemanis.
Makanan-makanan seperti ini berkontribusi sangat kecil terhadap asupan nutrisi tubuh. Akan tetapi, asupan gula berlebih dari makanan-makanan tersebut dapat berkontribusi terhadap terjadinya obesitas, penyakit jantung, hingga diabetes.
Selain itu, panduan baru tersebut juga menyoroti pentingnya ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak. Bila ASI tak tersedia, bayi perlu diberikan formula dengan fortifikasi zat besi di satu tahun pertama. Selain itu, bayi juga dinilai perlu mendapakan suplemen vitamin D di masa-masa awal setelah dilahirkan.
Bayi baru bisa diperkenalkan dengan makanan lain atau MPASI setelah melewati usia enam bulan. Di masa-masa MPASI ini, bayi juga perlu diperkenalkan dengan makanan-makanan yang berpotensi memicu reaksi alergi. Salah satunya adalah kacang.
“Memperkenalkan makanan yang mengandung kacang di tahun pertama (kehidupan) menurunkan risiko bayi tersebut untuk mengalami alergi makanan terhadap kacang,” ujar panduan tersebut. (*)