
![]() |
Terapkan CHSE Sebagai Acuan Standar Prokes untuk Tingkatkan Pengembangan Ekonomi Pariwisata Anambas |
ANAMBAS–BERITABATAM.COM –Upaya meningkat percepatan pengembangan ekonomi di sektor pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Kemenparegraf), Gelar bimbingan teknis (Bimtek) program Cleanlines, Health, Safaty and Environmental Sustainability (CHSE) ke pelaku usaha di Jemaja, Sabtu, 12 Desember 2020.
Melalui Dinas Pariwisata Program CHSE,dihadiri oleh kapolsek Jemaja Akp. Feri kiswanto. S. H. Danramil, peltu Amrul, plt Dinas Pariwisata, Apandi , Camat Jemaja Abdul Sani, Kepala Desa Batu Berapit Umarlisman , serta pelaku usaha sekecamatan Jemaja.
Bimtek CHSE , berlangsung di aula serbaguna kantor Desa batu berapit juga dilaksanakan di 3 kecamatan berbeda, kecamatan Jemaja, Siantan dan Kecamatan Palmatak sebgai strategi meningkatkan ekonomi sektor pariwisata anambas.
Plt Dinas Pariwisata Anambas, Apandi menjelaskan tentang protokol kesehatan bagi masyarakat ditempat dan fasilitas umum, dalam rangka pencegahan dan pengendalian virus covid -19, yang ditujukan kepada pengusaha pengelola serta karyawan guna memenuhi kebutuhan wisatawan akan produk-produk pelayanan pariwisata yang bersih, sehat, aman dan ramah lingkungan.
Program CHSE, sebagai acuan, edukasi, tutorial, simulasi, pendampingan, sosialisasi dan evaluasi dalam penerapan kesehatan, kebersihan dan kelestarian lingkungan demi meningkatkan kepercayaan sebagai jaminan kepada pengunjung sehingga mampu menghidupkan ekonomi sektor wisata dimasa covid-19 ini.
Abdul Sani, Camat Jemaja, menyampaikan amanat Bupati, menyambut positif program CHSE dari kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif, dirinya berharap bagi peserta penggiat usaha baik penginapan, restoran serta warung-warung kecil wajib menerapkan prokes sesuai standar CHSE, sehingga dapat melahirkan identitas sebagai wisata sehat, bersih terjaga kelestarian secara dan berkelanjutan.
IGUSTI NGURAH PUTRA, Tenaga Ahli Sekretaris Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi kreatif narasumber dari kementerian Pariwisata menyebutkan sektor wisata saat ini terpuruk karena ancaman virus.
Covid -19 , adalah keluarga virus yang menyebabkan penyakit ditularkan melalui droplet (percikan air liur dahak saluran nafas pada saat bicara, batuk dan bersin), kontak erat serta kontaminasi feses. Diperlukan penanganan serius agar tidak mudah terpapar maka penerapan adaptasi prokes secara benarbenar harus dilakukan.
“CHSE berfungsi sebagai jaminan wisatawan dan masyarakat dan acuan prokes sesuai standar, bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi kelayakan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.” Katanya
Lebihjauh kata pihak asing sebelum kunjungan ke Indonesia merekomendasi home stay yang sesuai standar CHSE, dari 142 negara Indonesia tergolong negara yang cenderung mengabaikan kebersihan, untuk memberi identitas wisata bersih, sehat maka penerapan prokes dan CHSE sesuai standar sangat penting diterapkan bagi pelaku usaha demi peningkatan ekonomi khusus nya disektor destinasi wisata anambas. (ropi)an panas sejauh maksimal 5 km,” pungkas Hanik. (MK)