BERITABATAM.COM, PEKALONGAN – Ledakan petasan membuat empat anak di Kelurahan Simbangkulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, harus menjalani perawatan intensif di RSI Pekajangan, dan RSUD Kraton Pekalongan.
Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap ledakan petasan tersebut.
Tim Labfor Polda Jateng, juga dikerahkan untuk menyelidiki Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dan Polisi belum menentukan tersangka, karena korban belum bisa diminta keterangan.
Kondisi para korban sudah berangsur membaik, namun belum bisa dijenguk dan belum bisa dimintai keterangan oleh polisi.
Dua anak dirawat di RSI Pekajangan, yaitu Muhama Irham (15), dan M. Tsabiq Syah (15).
Dua lainnya dirawat di RSUD Kraton, yaitu M As’at (14), dan Minan Hanafi’udin (14). Sementara korban meninggal, Muhamad Zyharul Hikam (15) putra dari Ahmad Tafsir, sudah dimakamkan.
Kasatreskrim Polres Pekalongan Kota, AKP Achmad Sugeng menyebutkan, petasan yang dibuat mereka memang sangat besar, bahkan sempat diunggah di media sosial (Medsos) kondisi petasannya.
Petasan itu tingginya mencapai satu meter dengan diameter 25 cm. Mereka berlima sempat foto bersama dengan petasan jumbo tersebut.
“Saat ini kami masih terus melakukan penyelidikan kasus tersebut. Sejumlah saksi sudah diminta keterangan, namun saksi korban belum bisa dimintai keterangan karena kondisi masih sakit,” tegasnya dikutip dari sindonews.com.
Tim medis RSI Pekajangan, Margono menyebutkan, kondisi korban letusan petasan mulai membaik setelah dilakukan operasi.
“Meski kondisinya telah membaik, namun mereka tetap harus mendapat pengawasan dan perawatan intesif,” ujarnya,
Kejadian ini berawal saat kelima anak tersebut bermain petasan di ruang kelas Madrash Diniyah Al Amir Keluarahn Simbang Kulon, Kecamatan Buaran, Kebupaten Pekalongan, tiba-tiba petasan meledak hebat pada Rabu 5 Mei 2021 malam.
Saat kejadian, tak ada warga yang tahu dan hanya mendengar suara ledakan sangat keras.
Gedung kelas tempat terjadinya ledakan petasan, mengalami rusak parah, kaca pecah, plafon hancur, dan beberapa bangku di ruang kelas tersebut juga rusak.
Polisi masih memasang garis polisi, untuk kepentingan penyelidikan di TKP. (*)