BerandaTEKNOMengapa Sekarang Huawei Fokus Jualan Laptop?

Mengapa Sekarang Huawei Fokus Jualan Laptop?

BERITABATAM.COM, JAKARTA – Huawei MateBook X Pro dan Huawei MateBook D15 adalah dua laptop yang baru diluncurkan Huawei Consumer Business Group (CBG) Indonesia.

Ingin tahu harganya? Masing-masing Rp31 juta dan Rp13 juta.

Wajar jika Anda bertanya-tanya seperti ini, mengapa kok Huawei tiba-tiba jualan laptop? Mengapa mahal harganya? Apakah bagus kualitasnya dibandingkan pemain yang sudah ada seperti Lenovo, Asus, hingga Hewlett Packard (HP)?

Huawei jualan laptop, dikutip dari sindonews, bukan seperti tahu bulat yang digorengnya dadakan.

Harus diketahui bahwa di China sendiri Huawei adalah perusahaan teknologi nomor 1. Mereka menguasai jaringan/network, smartphone, IoT, tablet, juga laptop. Semua produk mereka itu disatukan dalam ekosistem saling terhubung yang bernama skenario ‘1+8+N’.

Angka 1 mewakili smartphone, sebagai pusat ekosistem. Yang akan terhubung dan mengontrol perangkat-perangkat lainnya.

Angka 8 adalah perangkat-perangkat lain yang terkoneksi seperti Huawei FreeBuds, Huawei MatePad Pro, dan termasuk laptop Huawei MateBook X Pro.

Huruf N, adalah perangkat IoT pihak ketiga yang bisa terhubung menggunakan Huawei HiLink dan teknologi Huawei Share.

Artinya, produk laptop tidak kalah penting dalam lini produk Huawei yang sudah populer lainnya seperti smartphone, tablet, dan aksesorisnya.

Secara brand, di China Huawei sangat kuat. Saat Sindonews mengunjungi gerai ritel Huawei di Shenzen, yang dijual pun sangat beragam. Mulai dari smartphone, aksesoris, juga laptop. Jadi, konsumen di China tidak canggung saat menggunakan laptop dengan merek Huawei.

Yang tentu berbeda dengan konsumen di Indonesia. Masalahnya, posisi brand Huawei untuk konsumen di Indonesia tidak kuat-kuat amat. Jauh dari 5 besar. Dari dulu mereka tidak pernah benar-benar serius memasarkan produk smartphone di pasar lokal.

Dan ketika akhirnya mereka mau serius, tiba-tiba saja mereka dilarang menggunakan Google Play dan solusi turunannya. Yang membuat upaya masuk ke Indonesia berkali-kali lipat lebih sulit.

Tanpa Google Play, sebagus apapun spesifikasi akan membuat konsumen berpikir dua kali. Huawei sudah berupaya keras membuat sebanyak mungkin aplikasi lokal masuk ke ekosistemnya. Tapi itu perlu waktu.

Oke, kembali ke laptop. Jika memang konsumen ingin membeli laptop Huawei, bagaimana dengan after service-nya?

Nah, karena Huawei sekarang benar-benar ingin serius di Indonesia, maka mereka sudah punya cukup banyak Huawei High-End Experience Shop (HES) di berbagai kota. Sehingga konsumen bisa langsung datang kesana jika ada masalah.

Lalu, bagaimana dengan kualitas laptop Huawei? Ternyata pabrikan asal China itu sudah percaya diri dengan produk mereka, memutuskan untuk mendatangkan model premium. Mereka tidak ingin bersaing di kelas entry level.

Secara strategi, masuk akal. Sekaligus membuktikan bahwa laptop Huawei berkualitas tinggi. Tapi, dari sisi konsumen cukup berat. Jika memiliki bujet hingga Rp31 juta, mengapa konsumen harus memilih Huawei, bukan brand PC seperti Lenovo atau lainnya yang sudah lebih mapan.

Huawei MateBook X Pro memiliki layar layar 13,9 inci. Kecil. Tpai, sudah memiliki layar FullView 3K (300×2000 piksel) dengan multi-touch. Desainnya ramping dan stylish, bezelnya tipis dan punya kamera tersembunyi untuk mengurangi rasio bezel layar-ke-laptop. Ada dua warna tersedia, yakni emerald green dan space grey.

Prosesor di dalamnya memakai Intel Core i7-1165G7 Generasi ke-11 serta kartu grafis Intel Iris Xe Graphics. Sementara memori internalnya mencapai 1TB dengan SSD. Beratnya pun ringan sekali. Hanya 1,33 kg. MateBook X Pro dibanderol Rp31 juta.

Adapun Huawei MateBook D15 adalah kelanjutann dari D14. Memakai prosesor Intel Core i5-10210U Generasi ke-10, dengan Intel UHD Graphics 620. Layar FullView Display 15,6 inci (1920×1080 piksel) dengan bezel ultra-slim khas Huawei. Adapun memori internalnya sudah memakai SSD 512GB. Beratnya 1,53 kg, dengan warna space grey dan mystic silver. Targetnya untuk pelajar dengan banderol Rp13 juta.

Keunggulan ekosistem Huawei, adalah Multi-screen Collaboration menggunakan NFC. Tidak hanya mendukung transfer file, namun juga memungkinkan berbagi kemampuan transfer antara dua perangkat. Juga, memproyeksikan tampilan smartphone Huawei mereka ke laptop.

Pengguna dapat langsung mengontrol smartphone dari layar laptop, sehingga memudahkan pengguna untuk berganti perangkat kerja dan meningkatkan produktivitas.

Ciri khas lain dari produk PC Huawei adalah kamera tersembunyi di antara tombol F6 dan F7. Sehingga menciptakan rasa aman saat menggunakan produk PC Huawei.

Tombol fingerprint yang baru ditambahkan pada Huawei MateBook X Pro dan Huawei MateBook D15 juga akan meningkatkan keamanan perangkat dan menawarkan ruang kerja lebih privat bagi pengguna.

Tentu saja, bagi konsumen, segala keunggulan itu akan relevan dan optimal jika pengguna sudah memakai misalnya ponsel atau tablet Huawei.

Sebaliknya, bagi Huawei yang serius dengan ekosistem ‘1+8+N’, maka mau tidak mau semua bagian dari ekosistem itu harus diboyong ke Indonesia.

Harapannya konsumen akan mulai masuk ke ekosistem mereka dari perangkat yang beragam. Misalnya mulai memberi Free Buds, lalu tertarik ke tablet. Atau dari smartphone lalu membeli laptop, dan lainnya.

Ini tantangan besar dan sulit, dan keseriusan Huawei dibuktikan dengan bagaimana mereka membangun gerai offline premium di berbagai kota. Dan itu pun belum cukup. (*)

ads ads
- Advertisment -spot_img
spot_img