
BERITABATAM.COM, JAKARTA – Setelah tiga bulan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, konflik kembali terjadi antara Israel dan warga Palestina, Senin, 23 Agustus 2021. Ratusan pengunjuk rasa melakukan aksi demonstrasi di perbatasan utara Jalur Gaza.
Diawali dengan ratusan pengunjuk rasa yang mencoba memanjat tembok perbatasan utara jalur Gaza , para demonstran melemparkan alat peledak dan merebut senjata milik tentara Israel.
Situasi yang berujung tak kondusif itu membuat tentara Israel menembaki pengunjuk rasa menggunakan gas air mata. Kerusuhan itu membuat tentara Israel mengambil tindakan dengan cara menembak langsung ke arah warga Palestina.
Situasi bertambah kisruh ketika salah satu tentara Israel terluka ketika pengunjuk rasa membalas dengan melepas tembakan ke arah petugas.
Tembakan pasukan Israel itu membuat puluhan pengunjuk rasa mengalami luka-luka.
Diberitakan English Alaraby dan dikutip media ini, Kementerian kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas melaporkan, terdapat korban seorang anak berusia 13 tahun dalam kondisi kritis akibat terkena pukukan tentara Israel di bagian kepala.
Sebanyak 40 warga sipil Palestina juga mengalami luka dan cedera akibat serangan pasukan Israel.
Komisaris polisi Israel Khobi Shabtai memberikan pernyataan bahwa akan terus bertindak tegas mengadang pengunjuk rasa Demikian juga dengan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz yang ikut bicara terkait konflik tersebut.
Dia mengatakan peristiwa itu merupakan peristiwa serius dan harus mendapat tanggapan.
Tidak lama berselang setelah komentar dari Menhan Israel itu, serangan udara Israel menghantam tiga titik basecamp milik Hamas.
Perwakilan Hamas tidak gentar. Perlawanan akan terus dilakukan rakyat Palestina untuk melindungi Masjid Al-Aqsa.
“Masjid Al-Aqsa adalah garis merah, dan setiap serangan terhadapnya akan mendapatkan perlawanan yang berani dari rakyat kami,” ucap salah satu perwakilan Hamas. (***)