
BERITABATAM.COM, Jakarta – Istilah happy hypoxia kerap digunakan untuk menunjukkan kondisi berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh yang kerap tidak disertai dengan gejala-gejala umumnya penyakit lainnya.
Kondisi terserang happy hypoxia ini perlu diwaspadai karena dapat berakibat fatal, hingga kematian. Terutama bagi penderita Covid-19. Apa itu Happy Hypoxia?
Happy Hypoxia atau Hipoksemia adalah sebuah fenomena berkurangnya jumlah oksigen di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala. Normalnya, kadar oksigen di dalam darah (saturasi oksigen) ada pada rentang 95–100% atau sekitar 75–100 mmHg. Ketika kadar oksigen di dalam darah berkurang hingga di bawah angka tersebut, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen.
Seperti dikutip dari Laman Instagram @IndonesiaPastiBisa, kita diimbau tetap waspada dengan happy hypoxia ini. Tetap waspada, jangan panik dan mari saling membantu.
Happy hypoxia ini menyerang organ tubuh seperti otak, jantung, dan paru-paru. Organ ini bisa terganggu dan berhenti bekerja jika terserang happy hypoxia ini. Dan, dapat diketahui ketika level saturasi oksigen kita berada di 70-80 persen hingga 50 persen.
Gejala lainnya terus muncul setelah pasien mengalami pneumonia berat. Tidak merasakan gejala meski kadar oksigen sangat rendah, tetapi harus segera mendapat pertolongan.
Sementara itu gejala umum hypoxia di antaranya; sesak nafas, gelisah, nyeri kepala, lemas dan keringat dingin.
Kabar baiknya, Happy Hypozia dapat dideteksi secara dini dengan mengukur jadar oksigen dengan menggunakan oximeter.
Cara menangani penderita hypoxia di antaranya dengan memberikan oksigen. Pemberian merupakan langkah pertama penanganan umumnya. Tujuannya untuk mengembalikan kadar oksigen di dalam tubuh untuk mengatasi penyebab terjadinya hypoxia.
Langah kedua, meningkatkan daya tahan tubuh. Cara paling mudah di antaranya selalulah mengkonsumsi makanan yang bernutrisi dan rendah lemak. (***)