
BERITABATAM.COM, Jakarta – Penting untuk diketahui masyarakat tentang sindrom pasca Covid-19 atau long Covid.
Berbagai keluhan seperti kelelahan, sesak napas hingga disertai gangguan tidur dan batuk yang terus menerus.
Pasien long Covid yang juga mengalami fibromyalgia ditandai dengan nyeri otot yang meluas dan disertai gejala seperti lelah, gangguan tidur, gangguan terkait mood, hingga masalah daya ingat.
“Pasien mengalami alam kurun waktu kurang lebih enam bulan pasca Covid-19, pasien long Covid ini diberi julukan FibroCovid”,.
Menurut studi di Italia yang berbasis survei web terhadap 600 pasien, sebanyak 30,7 persen di antaranya memenuhi kategori diagnosis fibromyalgia menurut American College of Rheumatology.
“Mengingat besarnya pandemi SARS-CoV-2, hal yang masuk akal untuk memperkirakan bahwa ahli rheumatologi dihadapkan pada peningkatan tajam kasus entitas baru yang kami definisikan sebagai FibroCovid,” ujar tim peneliti, seperti dilansir Times of India, Rabu, 29 September 2021.
Pada pasien long Covid, faktor utama peningkatkan risiko mengalami fibromyalgia adalah obesitas, menjalani perawatan intensif saat terkena Covid-19, atau menerima suplementasi oksigen saat terkena Covid-19.
Namun hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti dari munculnya kasus fibromyalgia pada pasien long Covid. Meski fibromyalgia memiliki rentang gejala yang sangat luas.
Gejala-gejala umum tersebut biasanya disertai dengan beberapa keluhan lain.
Beberapa contoh keluhan bisa jadi kesulitan berkonsentrasi dan mengingat atau brain fog, kecemasan, sakit kepala, kebas di tangan dan kaki, serta sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome.
Kabar baiknya, fibromyalgia bisa diobati dan dikelola dengan olahraga rutin, meditasi, terapi fisik dan akupuntur, pijat, fokus pada pola makan yang baik dan sehat, serta menghindari gaya hidup tak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kurang gerak.
Selain itu perbaiki kualitas tidur juga membantu pemulihan long covid-19. Selain itu, jangan ragu untuk mencari dukungan kesehatan mental karena fibromyalgia juga dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. (***)