
BERITABATAM.COM, Jakarta – Isu kemenangan Taliban dimanfaatkan Jemaah Islamiyah (JI) untuk merekrut anggota baru sekaligus pendanaan perjuangannya.
Nasir Abbas, eks anggota membeberkan fakta bahwa Taliban dijadikan inspirasi dan ‘barang dagangan’ organisasi-organisasi teroris untuk menggalang dana dan merekrut anggota, salah satunya seperti yang dilakukan JI.
Seperti diketahui, Taliban berkuasa di Afghanistan pada pertengahan Agustus 2021 setelah menduduki ibu kota Kabul dan Istana Kepresidenan.
Sebelumnya, Taliban menguasai belasan kota Afghanistan lain seiring meningkatnya manuver mereka setelah Amerika Serikat (AS) menarik pasukan yang telah beroperasi di Afghanistan selama 20 tahun.
Nasir Abbas mengatakan, dampak berkuasanya Taliban tidak akan dirasakan Indonesia secara langsung. Menurutnya, Taliban adalah kelompok yang hanya berfokus pada kekuasaan politik di Afghanistan, bukan menebar teror ke berbagai belahan dunia.
Hanya saja, berkuasanya Taliban berdampak juga bagi Indonesia dan ada hal yang mesti diwaspadai. Nasir Abbas mengatakan Taliban dijadikan inspirasi dan ‘barang dagangan’ organisasi-organisasi teroris untuk menggalang dana dan merekrut anggota, salah satunya seperti yang dilakukan JI.
“Taliban selalu dijadikan inspirasi, sebagai alasan atau sebagai isu yang diangkat untuk pendanaan, donasi, dan lain-lain,” sebut Nasir Abbas dalam diskusi virtual bertajuk ‘Berkuasanya Taliban di Afghanistan: Apa Pengaruhnya terhadap Indonesia?’ yang disiarkan kanal Youtube The Habibie Center pada 5 Oktober 2021.
“Jadi isu-isu Taliban tetap diangkat dalam rangka untuk mendapatkan donasi dari orang-orang,” ucap Nasir Abbas lagi.
Selain itu, Taliban juga dinilai sebagai ‘barang dagangan’ yang ampuh untuk membujuk calon anggota baru. Salah satunya, Taliban itu seperti Imam Mahdi yang tak terkalahkan.
Mereka bilang bahwa, ‘Mari kita semua merayakan kemenangan Taliban, karena kemenangan Taliban adalah kemenangan Islam. Perjuangan Taliban adalah perjuangan Islam. Taliban itu kita harap seperti Imam Mahdi yang tidak terkalahkan.’,” kata Nasir Abbas.
Imam Mahdi selama ini dikenal sebagai sosok penyelamat pada akhir zaman.
Menurutnya, narasi-narasi seperti itu juga kerap terdengar dari ustadz-ustadz yang memiliki paham radikal.
“Mungkin kita dengar dari para ustadz dan penceramah, dengan menggebu-gebu mereka mengatakan, ‘Taliban hebat. Mengalahkan 2 negara adidaya.’ Mereka tidak tahu sejarahnya. Mereka membodoh-bodohi masyarakat, kasihan sekali masyarakat kita,” ucap Nasir. (***)