
BERITABATAM.COM, Tanjungpinang – Ratusan pengungsi asal Afganistan kembali berunjuk rasa di Kota Tanjungpinang, Kepri
Aksi unjuk rasa, Senin 22 November 2021 itu merupakan yang kesekian kalinya.
Karena selama ini tuntutan akan hak mereka tidak dipenuhi pihak UNHCR. Mereka meminta kepastian nasib.
Di tengah terik matahari, ratusan pengunjuk rasa berjalan kaki dari KM 9 Tanjungpinang menuju Lapangan Pamedan KM 4.
Tiba di lapangan Pamedan, pengunjuk rasa berorasi. Disamping itu mereka membentangkan spanduk yang berisi tuntutan.
“Kami berada di negara kalian yang indah bukan untuk mencari tunjangan bulanan, makanan, piknik atau pekerjaan, tulis pendemo pada spanduk dengan bahas Indonesia.
“Kami merasa UNHCR telah menyandera kami di sini, untuk itu kami mengadakan aksi unjuk rasa damai untuk menekan UNHCR supaya mempercepat proses pemukiman kembali kami ke negara ketiga. Karena di Afganistan kami masih mempunyai keluarga yang setiap hari terancam nyawanya oleh keberadaan Taliban dan ISIS, “tulis pendemo pada spanduk lainnya.
Ratusan pengungsi ini menyelamatkan diri, karena di negara mereka terjadi, perperangan, genosida dan diskriminasi.
Rata-rata mereka sudah mengungsi di Indonesia selama 10 tahun, khususnya di Tanjungpinang Provinsi Kepri.
Sebelumnya mereka juga pernah melakukan aksi unjuk rasa. Mereka berjalan kaki di dalam hujan deras menuju Kantor UNHCR, Jalan Peralatan KM 7 Tanjungpinang.
Selama dalam pengungsian, para pengungsi dihadapi kondisi yang sulit, baik masalah kesehatan mental dan fisik.
Mereka beranggapan penanganan dari UNHCR terkesan lambat.
Belum lama ini, salah seorang pengungsi Abdul Hakim mengatakan pengungsi hanya minta kejelasan masa depan.
Karena katanya sudah 10 tahun dalam pengungsian, sudah 15 orang bunuh diri dan tidak ada yang bertanggungjawab.
Ia pun meminta maaf kepada pemerintah Indonesia karena telah berulang kali menggelar aksi unjuk rasa. (jos/mk)