
BERITABATAM.COM, Batam – Untuk melestarikan alam di Waduk Tembesi dan Duriangkan, PT TDK Electronics Indonesia bekerja sama dengan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melaksanakan penghijauan dengan penanaman 1.000 batang Mangrove (Bakau). Kegiatan ini merupakan program PT TDK dalam rangka Corporate Social Responsibility (CSR).
Penanaman mangrove yang dilaksanakan pada, Minggu (5/12/2022), di mulai dari kaki hilir Bendungan Tembesi. Kegiatan ini merupakan program lanjutan dari penanaman 1.000 batang pohon jenis Saga, Mahoni, Kaya dan 20 pohon endemic asli Kepulauan Riau, yang telah dilaksanakan pada, Sabtu (20/11/2021) lalu, di Kawasan Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk Duriangkang.
Hal itu disampaikan, Raja Muhammad Amin, yang menjabat sebagai Facility and Security Manager PT TDK Electronics Indonesia kepada media, Rabu (8/12/2020). Dia memaparkan, penghijauan yang dilakukan adalah upaya untuk menjaga pentingnya kelestarian alam, sehingga penyediaan air baku tetap terjaga.
“Ini merupakan komitmen perusahaan untuk melestarikan lingkungan alam. Program penghijauan ini dilaksanakan secara berkala oleh PT TDK setiap tahun,” ujar Amin. Lanjutnya, kegiatan ini merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap keberlangsungan sumber air bersih di Kota Batam.
“Kami berharap mangrove yang ditanam hari ini, dan penanaman pohon beberapa waktu lalu akan mampu meningkatkan daya resapan air, sehingga Batam tidak lagi khawatir kekurangan air bersih di kemudian hari,” tegas Amin.
Dia juga mengapresiasi BP Batam yang telah memfasilitasi sehingga kegiatan ini dapat berjalan sukses. “Kegiatan ini menjadi bukti sinergi yang sangat baik antar instansi. Diharapkan ini memberi manfaat jangka panjang kepada masyarakat Batam,” tutup Amin.
Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto, disela penanaman manggrov mengatakan, Batam merupakan salah satu wilayah di Kepulauan Riau dengan geografi yang tidak memiliki sungai dan sedikit sumber air tanah.
“Batam membutuhkan waduk atau bendungan untuk menampung air yang nantinya akan menopang aktivitas di Kota Batam. Dengan ekosistem yang baik di resapan air pada DTA waduk, maka kuantitas dan kontinuitas air baku di Kota Batam juga akan tetap terjaga. (hs/ fr)