
BERITABATAM.COM, Sulawesi – Perguruan seni bela diri pencak silat Yayasan Limhar Adab Nasional (Yalhan) menerapkan konsep keharmonisan antar dua agama. Artinya, para peserta atau murid yang menutut pendidikan pencak silat di perguruan ini tidak memandang latar belakang agama. Baik Islam ataupun Kristen. Yayasan ini juga menonjolkan simbol solidaritas dua agama tersebut dalam olahraga seni pencak silat.
Demikian kata sambutan Ketua Dewan Pembina Yayasan Limhar Adab Nasional (Yalhan), Jadusin, S.Sos.SiP.MSi. Saat kegiatan penamatan peserta perguruan pencak silat pada dua pekan lalu, di desa Oenokandoli, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sulteng).

“Saya sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Limhar Adab Nasional (Yalhan). Akan terus memperjuangkan yayasan ini sebagai wadah perekat kohesi sosial bagi warga sekitar. Khususnya sesama murid walau berbeda agama,” tegas Jasudin.
Lanjutnya, yayasan ini telah ada dan aktif sejak tahun 2014 lalu. SK Menkumham telah keluar tahun 2020 dengan nomor AHu 0016661.AH .01.04 tahun 2020. Sejak tahun 2014 sampai tahun 2022 total murid yang berhasil tamat sudah berjumlah 67 orang murid.
“Termasuk hari ini tanggal 10 Februari 2022. Ada 19 orang murid yang berhasil lulus pendidikan. Selain silat, para murid juga di beri tambahan materi pendidikan. Yakni bahas Inggris dasar, motivasi ekonomi koperasi, teori dasar konsep bisnis. Materi Nasinonalisme dan materi harmoni sosial,” terang Jasudin, yang di dampingi, Laharungku, selaku Ketua Pelatih Perguruan Pencak Silat Yalhan.
Dalam kegiatan penamatan murid Perguruan Pencak Silat Yalhan ini cukup menarik. Secara resmi di hadiri Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Muna, Fajaruddin Wunanto, ST.MSi. Dia juga seorang Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Kabupaten Muna.
Dalam kata sambutannya, Fajaruddin Wunanto, menegaskan Pemda Muna sangat mengapresiasi adanya kegiatan di Yalhan. Menurutnya, lewat kebijakan bupati serta dari IPSI akan memberikan atensi dan proteksi pada yayasan.
“Yayasan ini menjadi simbol solidaritas peserta kedua agama dalam olahraga seni pencak silat,” ujar Fajaruddin Wunanto. Turut mendampingi Camat Tongkuno dan Danramil tongkuno.
Dalam kegiatan ini, Fajarudin Wunanto, selaku Ketua Umum IPSI Kabupaten Muna juga penyerahan sertifikat kelulusan. Sertifikat tersebut diberikan kepada murid Yalhan yang telah mengikuti pelatihan dan pendidikan dengan sempurna.
Penyerahan sertifikat juga disaksikan jajaran PolseK Tongkuno, perwakilan masyarakat desa OenokandoLi. Turut hadir tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan serta mantan atlet silat Kabupaten Muna. (fr/ hs)