
BERITABATAM.COM, Jakarta – Batu ginjal adalah kumpulan garam dan mineral keras yang sering terdiri dari kalsium atau asam urat.
Mereka terbentuk di dalam ginjal dan dapat melakukan perjalanan ke bagian lain dari saluran kemih.
Batu ginjal merupakan penyakit nomor tiga terbesar di bidang urologi setelah infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat.
Batu ginjal atau nefrolith adalah kondisi kesehatan paling umum yang terkait dengan sistem kemih. Saat ini di Indonesia penderita batu ginjal sebesar 0,6 persen atau enam per 1.000 penduduk.
Batu ginjal merupakan pecahan mineral keras yang dapat terbentuk di ginjal. Ukuran sering cukup kecil untuk keluar dari tubuh melalui urine.
Tetapi, jika terlalu besar, Anda mungkin memerlukan bantuan medis untuk memisahkan atau melepasnya.
Ukuran batu bervariasi. Ada beberapa yang hanya kecil seperti tanda titik atau sepersekian centimeter, ada juga yang dapat tumbuh beberapa cm.
Beberapa batu bisa menjadi besar sehingga dapat memenuhi seluruh ginjal.
Batu ginjal terbentuk ketika terlalu banyak mineral tertentu yang berada di dalam tubuh dan menumpuk di urine.
Ketika tubuh tidak terhidrasi dengan baik maka urine akan lebih terkonsentrasi dengan kadar mineral tertentu yang lebih tinggi. Ketika kadar mineral lebih tinggi, kemungkinan batu ginjal akan terbentuk.
Batu ginjal juga lebih sering terjadi pada penderita diabetes atau obesitas.
Batu ginjal juga bisa disebabkan oleh kondisi genetik yang disebut sistinuria.
Jika batunya cukup kecil akan berjalan dari kandung kemih ke uretra dan keluar dari tubuh melalui urine.
Semakin kecil batu, semakin besar kemungkinan untuk lewat dengan sendirinya dan semakin cepat prosesnya yang terjadi.
Kebanyakan batu yang lewat secara alami akan memakan waktu 31-45 hari. Jika batu belum keluar dalam jangka waktu ini, penting untuk mendapatkan perhatian medis karena dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal dan komplikasi lain.
Batu ginjal biasanya sangat menyakitkan. Kebanyakan batu akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Tetapi, Anda mungkin memerlukan prosedur untuk memecah atau mengeluarkan batu yang tidak bisa lolos sendiri. Apa saja gejala batu ginjal?
Sakit di punggung, perut, atau samping
Nyeri batu ginjal juga disebut sebagai kolik ginjal. Beberapa orang yang pernah mengalami batu ginjal membandingkan rasa sakitnya dengan melahirkan atau ditusuk dengan pisau.
Biasanya, rasa sakit dimulai ketika batu bergerak ke ureter yang sempit.
Hal ini menyebabkan penyumbatan yang menyebabkan tekanan menumpuk di ginjal. Tekanan mengaktifkan serabut saraf yang mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak.
Nyeri batu ginjal sering dimulai secara tiba-tiba. Saat batu bergerak, rasa sakit mengubah lokasi dan intensitas.
Sakit atau rasa panas saat buang air kecil
Setelah batu mencapai persimpangan antara ureter dan kandung kemih, Anda akan mulai merasakan sakit saat buang air kecil atau dikenal dengan sebutan disuria.
Rasa sakitnya bisa terasa tajam atau terbakar. Jika tidak tahu memiliki batu ginjal, Anda mungkin salah mengartikannya sebagai infeksi saluran kemih.
Terkadang, Anda dapat mengalami infeksi bersamaan dengan batu tersebut.
Darah dalam urine
Darah dalam urine adalah gejala umum pada orang dengan batu ginjal. Gejala ini disebut juga hematuria.
Darah bisa berwarna merah, merah muda, atau coklat. Kadang-kadang, sel darah terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop, disebut hematuria mikroskopis.
Tetapi, dokter dapat menguji urine untuk melihat apakah mengandung darah.
Mual dan muntah
Biasanya orang dengan batu ginjal mengalami mual dan muntah.
Gejala-gejala ini terjadi karena koneksi saraf bersama antara ginjal dan saluran gastrointestinal. Batu di ginjal dapat memicu saraf di saluran GI, memicu sakit perut.
Demam dan menggigil
Demam dan kedinginan adalah tanda-tanda infeksi di ginjal atau bagian lain dari saluran kemih.
Ini bisa menjadi komplikasi serius dari batu ginjal, juga bisa menjadi pertanda masalah serius lain. Setiap demam dengan rasa sakit memerlukan perhatian medis segera.
Hubungi dokter jika memiliki gejala batu ginjal. Semakin dini mendapatkan perawatan, semakin kecil kemungkinan mengalami komplikasi akibat batu ginjal. (***)
Sumber: tempo.co