
Menurut Ahli Pencemaran Perairan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Nuning Vita Hidayati, ada banyak ikan di sungai Serayu, baik ikan introduksi maupun ikan endemik. Ikan introduksi di antaranya Nila dan Bawal. Sedangkan ikan endemik Serayu yakni Senggaringan, Baceman, Keting, Brek, Boso, Pelus, dan Kekel. Dengan kejadian ini, yang mengakibatkan mabuk dan kematian massal ikan, menjadi keprihatinan akan kondisi sungai. Dr. Nuning menegaskan, langkah memulihkan ekosistem sungai Serayu harus segera dilakukan meskipun hal tersebut sulit dan butuh waktu lama. “Peningkatan kualitas air dan restorasi merupakan kunci penting untuk meningkatkan kualitas ekosistem sungai,” ujarnya. Menurut Bupati, insiden pencemaran lumpur ini telah mengakibatkan beberapa nelayan kehilangan mata pencarian dari pencari ikan. Dengan terdamparnya ribuan ikan yang mati, warga setempat pun berbondong-bondong memanen ikan-ikan tersebut. Dia mengatakan bahwa pihak Indonesia Power berkomitmen untuk mengganti kerugian akibat matinya ikan di Sungai Serayu. Jumlah ganti rugi akan dihitung terlebih dahulu oleh Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkanak) Kabupaten Banyumas. (***) Sumber: republika.co.id