
BERITABATAM.COM, Surabaya – Dibawah ancaman suaminya, seorang istri di Surabaya harus rela melayani lelaki hidung belang.
Selain ancaman dari suami, sang istri mau untuk melayani nafsu bejat lelaki hidung belang karena faktor ekonomi.
Karena istri merasa tindakannya melayani lelaki hidung belang karena suami tidak punya penghasilan alias menganggur.
Akibat ekomoni yang tak berdaya, jadi alasan terkuat untuk menghalalkan segala macam cara.
Dan tindakan yang dilakukan oleh istri yang dibawah ancaman dari suaminya ini menjadi persoalan hukum
Sang suami yang berinisial EO, warga asal Tambak Pokak, Surabaya, Jawa Timur ini ditangkap polisi.
Kepada penyidik kepolisian, EO sudah dua bulan menjalankan aktivitas menjual istrinya kepada lelaki hidung belang.
Tindakan melawan hukum yang dilakukan ini nekat dilakukan karena EO mengaku tidak mempunyai pekerjaan alias menganggur.
EO tidak menyadari, kegiatan portitusi yang dilakukan di rumahnya itu menjadi sorotan bagi warga sekitarnya.
Dan warga resah, soalnya dalam kurun waktu yang lama, banyak lelaki hidung belang yang keluar masuk di rumah kontrakan mereka.
Tidak ingin kampungnya tercoreng, lalu warga melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian.
“Motif tersangka karena kebutuhan ekonomi. EO ini pengangguran. Jika korban tidak mau akan diancam,” kata Kapolsek Asemworo Kompol Hari Kurniawan mengutip floresnews.id yang melangsir jpnn.com, Rabu, 12 Juli 2022.
Mendapat laporan dari warga, petugas bergerak dengan cepat dan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
“Jadi, kami melakukan penggerebekan saat korban melayani pria hidung belang,” ungkapnya.
Saat dilakukan penggerebekan, sang istri sedang melayani nafsu bejat lelaki hidung belang dan EO menunggu sambil ngopi depan kontrakannya itu.
Dari hasil pemeriksaan, untuk layanan istrinya, lelaki hidung belang harus mengeluarkan uang sebesar Rp250 ribu sampai Rp500 ribu untuk sekali layanan.
“Dari hasil tersebut, uangnya sebagian besar diambil oleh tersangka, sedangkan sisanya untuk menghidupi dua anaknya yang masih kecil,” katanya. (lintong)