
BERITABATAM.COM, Jakarta – Ustad Abdul Somad atau UAS menyarankan para istri untuk melakukan hal jika mendapat perlakukan kasar dari suami.
Menjadin bahtera rumah tangga memang tidak selamanya berjalan sesuai dengan harapan.
Terkadang, dalam hubungan rumah tangga sering terjadi pertengkaran antara suami dan istri.
Hal ini cukup wajar, namun yang tidak wajar adalah ketika terjadi pertengkaran sang suami berkata kasar bahkan hingga melakukan kekerasa fisik.
Tentunya dalam ajaran Islam hal ini sangat dilarang. Karena, wanita itu ibarat sekuntum bunga yang berlu dijaga.
Jika mendapatkan perkataan kasar hingga kekerasan fisik, seorang istri tidak boleh diam saja.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan istri jika mendapatkan perlakuan ini.
Ustad Abdul Somad (UAS) mengatakan apabila seorang suami sering berkata kasar bahkan tega melakukan kekerasan fisik pada istrinya, laki-laki demikian tidak perlu dipertahankan.
“Karena hidup hanya sekali, buatlah untuk beribadah kepada Allah SWT,” katanya.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan seorang istri yang mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya, pertama adalah mengadu kepada 6 orang ini.
Enam orang tersebut adalah ayah, kakek, kakak, adik laki-laki, kakak dari ayah, dan adik dari ayah.
Jika 6 wali tersebut sudah tidak ada, maka istri harus melaporkan kepada pengadilan agama.
“Ada hakim kita di sana, nanti hakim panggil dia (suami),” jelasnya.
Sebagai seorang istri, apabila mengalami kekerasan, Ustadz Abdul Somad menyarankan jangan hanya diam, bangkitlah untuk melawan dengan hal-hal tadi.
“Ini (kekerasan) bukan ajaran Islam,” katanya.
UAS menjelaskan bahwa wanita itu diberikan kehormatan oleh Islam, perempuan bukanlah budak laki-laki.
“Perempuan di dalam Al-Quran, perempuan adalah pakaian. Pakaian yang menutup diri,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, di dalam sebuah hadits juga dikatakan bahwa perempuan itu dari tulang rusuk yang bengkok.
“Di balik rusuk ada jantung berdegup,” ujarnya.
Antara tulang dan jantung, menurut Ustadz Abdul Somad yang paling kuat adalah tulang.
“Kalau tidak ada tulang maka remuklah jantung itu,” jelasnya. (lintong)