
BERITABATAM.COM, Jakarta – Dari perjalanan sejarah yang dipelajari sejak dulu, Majapahit memiliki kekuasaan dan kekuatan yang luar biasa.
Disamping sebahagian besar wilayah Indonesia, kekuatan yang dimiliki Majapahit juga menyentuh hingga ke beberapa negara tetangga Indonesia.
Untuk kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki Majapahit ini tercatat dan juga tertuang dalam kitab Nāgarakŗtāgama.
Dalam kitab ini dijelaskan mengenai hubungan Majapahit dengan daerah-daerah lainnya di Nusantara, artinya di pulau lain di luar Majapahit.
Daerah-daerah di Pulau Sumatera yang disebutkan oleh Mpu Prapanca antara lain Malayu, Jambi, Palembang, Karitang, Teba (Muaro Teba), Dharmmasraya, Minangkabwa, Siyak, Parlak, Pane, Mandahiling, Tamihang, Barus, dan Lampung.
Di Pulau Kalimantan disebutkan daerah-daerah Tanjung-Nagara, Kapuhas, Katingan, Sampit, Kuta-Lingga, Kuta-Waringin, Sambas, Lawai (Muara Labai), Kadangdangan, Landa, Samedang, Sedu, Buruneng, Saludung, Pasir, Baritu (Barito), Tunjung-Kute, dan Tanjung-Puri.
Di Semenanjung Melayu disebutkan beberapa daerah, yaitu Pahang, Hujung Medini (Johor), Langkasuka (Lengkawi), Kalanten, Tringgano, Pakamuwar (Muwar), Keda, Jere (Bukit Jerai), dan Tumasik.
Wilayah-wilayah di timur Pulau Jawa yang disebut dalam Nāgarakŗtāgama antara lain adalah Bali, Badahulu, Lwa Gajah, Gurun (Nusa Penida), Taliwang, Dompo, Sanghyang Api (Gunung Api, atau Pulau Sangeang), Bhima, Sheran (Seram), Lombok-Mirah, Saksak, Luwuk, Makasar, Butun (Buton), Salaya, Sumba, Wandan, Ambwan, Wwanin (Onin), Seran, dan Timor.
Daerah-daerah itu agaknya yang dikenali oleh orang menyantumkan nama daerah orang Majapahit sehingga Mpu Prapanca daerah itu dalam kitab Sejarah Melayu Nāgarakŗtāgamanya.
Diberitakan bahwa terdapat hubungan antara Majapahit, Tanjungpura, Malaka, dan Bukit Siguntang tempat asal puak Melayu.
Suatu ketika Majapahit meninggal, tidak mempunyai putera mahkota, lalu oleh patih Gajah Mada dirajakan anak perempuannya yang bernama Galoh (Galuh) Wi Kusuma.
Puteri ini menikah dengan anak raja Tanjungpura piut Sang Maniaka dari Bukit Siguntang.
Menikahlah Wi Kusuma dengan Ki Mas Jiwa anak raja Tanjungpura tersebut melahirkan anak perempuan bernama Galuh Candrakirana.
Raja Tanjungpura sangat bergembira mendengar anaknya dapat menjadi raja di Majapahit, iapun mengirimkan utusan ke Jawa, dan kemudian masyurlah bahwa raja Majapahit adalah anak Raja Tanjungpura.
Adapun Galuh Candrakirana menikah dengan Sultan Mansur Syah dari Malaka, maka terjadilah hubungan keluarga antara Majapahit dan Malaka.
Sejarah Melayu juga memberitakan bahwa Raja Majapahit menikah dengan puteri raja Bukit Siguntang, mempunyai dua anak laki anak yang sulung mengatakan ayahnya menjadi raja di Majapahit.
Ia menyerang Singapura yang tidak tunduk kepada Majapahit, namun Singapura tetap dapat bertahan dan tentara Majapahit pun kembali.
Uraian dari sejarah Melayu tersebut tentu berbeda atau bertentangan dengan sumber sumber otentik tentang Kerajaan Majapahit.
Akan tetapi naskah tersebut telah mempunyai pandangannya tersendiri terhadap Majapahit, dalam pandangan tersebut kedudukan Majapahit tetap penting.
Namun mempunyai hubungan yang dekat dengan kerajaankerajaan Melayu dan kedudukan Majapahit dengan kerajaan dalam uraian Sejarah Melayu adalah setara.
Hikayat Banjar menyebutkan bahwa setelah negara Dipa berdiri, berkembang dan makmur banyak niagawan dari berbagai daerah yang datang berniaga di bandarnya.
Pada suatu kesempatan Raja Negara Dipa berkata: ”Sudah kita berbuat nagri sandiri, manurut tahta astilah tjara nagri Majapahit. tuha dahulu Maka pakaian kita samuanja pakaian tjara orang Djawa. Maka chabar tjarita orang tuha dahulu kala: manakala orang nagri itu manurut pakaian orang nagri lain nistjaja datangnya sangsara”
Majapahit juga berinteraksi dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Nusantara, terutamanya dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Dalam kitab Nāgarakŗtāgama dinyatakan sebagai berikut: “… tuhun/taŋ syańkāyodyapura kimutaŋ darmmānāgarî, marutma mwaŋ riŋ rajapura nguniweh sińhanaragariri campa kambojanyat i yawana mitreka satatā
Terjemahannya lebih kurang adalah: adapun Syangka, Ayodhyapura, tidak terlupa Darmmanagari, Marutma, serta Rajapura, termasuk Singhanagari, Campa, Kamboja, Yawana, mereka itu adalah teman sederajat. (bagus/hs)