
BERITABATAM.COM, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan keputusan untuk membeli klub sepakbola Inter Milan saat dirinya menjalankan ibadah umrah di Madinah pada 2013 lalu.
Erick Thohir menjelaskan, pada awalnya dirinya tidak terlalu meladeni tawaran untuk membeli saham salah satu klub teratas di Italia tersebut.
Meski dirinya mengaku ngefans berat terhadap Inter Milan, namun dirinya masih masih ragu untuk mengakuisisi klub milik Massimo Moratti.
“Saya tahu menempatkan diri lah. Jadi proposal yang saya terima belum saya ladenin,” ujar Erick dalam podcast Helmy Yahya, Senin, 19 September 2022.
Namun, keputusannya berubah total saat dirinya pergi Umroh. Ada kejadian yang membuat Erick Thohir membulatkan tekad untuk membeli I Nerrazzurri.
“Di Madinah waktu itu pas sholat subuh. Semua kan pakai baju umroh (baju ihram) ya putih. Jaranglah kita pakai baju olahraga training. Tiba-tiba di depan saya ada jamaah yang pakai baju Inter no 10 Sneijder,” katanya.
Setelah itu, lanjut Erick Thohir, dirinya bersama rombongan pulang ke hotel dan sarapan kemudian ziarah ke masjid-masjid.
“Nah, ketika ziarah masjid itu kita ketemu lagi dengan orang yang memakai jersey Sneijder tadi. Kita sudah ganti baju kenapa orang ini tegap pakai kostum Inter Milan. Menurut saya ini petunjuk dan setelah pulang umrah saya hubungi pihak Inter Milan untuk menindaklanjuti pembelian klub,” kata Menteri kesayangan Presiden Jokowi ini.
Selain kejadian waktu umrah, ada sejumlah alasan yang membuat Erick Thohir memutuskan mengakuisisi Inter Milan dari tangan Moratti.
Kecintaannya kepada Inter Milan mulai tumbuh untuk Inter Milan saat beberapa pemain Jerman seperti Karl-Heinz Rummenigge bermain di klub tersebut.
“Ada yang namanya saat itu Karl-Heinz Rummenigge main di Inter. Lothar Mattheus, Andreas Brehme, Jurgen Klinsmann main di Inter. Langsung kena kan, dalam arti wah. Tambah lagi terakhir-terakhir dia beli Ronaldo waktu itu kan. Nah ya kebetulan fans lah dan kebetulan available,” katanya.
Alasan lain dirinya membeli Inter Milan adalah petuah dari ayahnya.
Petuah ke Erick Thohir adalah bila suka olahraga, maka milikilah klub olahraga. Itu sebabnya, Erick Thohir kemudian bisa memiliki klub besar di Serie A Italia, Inter Milan.
“Waktu itu beliau bilang, kalau kamu senang olahraga, ya udah punya klub olahraga. Ya karena itulah selain senang berolahraga, senang di dunia olahraga, juga senang bisnis olahraga. Siapa yang kepikir orang Indonesia punya Inter Milan. Kepikir nggak? Nggak, saya juga enggak. Tetapi kalau ada kemauan, ada pendidikan, bisa,” katanya.
Pada 2016, Erick Thohir melepas 39 persen sahamnya ke Suning Group, perusahaan multinasional asal China. Sampai akhirnya, pemilik Mahaka Media itu menjual seluruh sahamnya yang tersisa 31 persen di Inter Milan kepada perusahaan asal Hong Kong, Lion Rock pada Januari 2019.
Alhasil, Erick Thohir sudah tak lagi memiliki pengaruh di Inter Milan. Dia juga sudah menyerahkan jabatan presiden Inter Milan kepada Steven Zhang pada 2018.
Sebelum membeli saham mayoritas Inter Milan, Thohir juga sempat mengakuisisi klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, DC United pada 2012. Thohir bersama rekannya, Jason Levien, membeli saham DC United sebesar 78 persen.
Kebersamaannya bersama DC United berakhir pada Agustus 2018. Semua saham klub berjulukan Black-and-Red itu kini dipegang oleh D.C. United Holdings. (redaksi)