
BERITABATAM.COM, Jakarta – Belanda menyerah kepada penjelajah Britania di Semarang pada 17 September 1811.
Pada perang Jawa Britania-Belanda, rombongan penjelajah Britania memaksa Belanda menyerah di Semarang
Penyerbuan Jawa pada 1811 terjadi ketika Britania Raya melancarkan operasi militer amphibi untuk merebut Pulau Jawa
Dan saat itu merupakan bagian dari Hindia Belanda yang berada dalam kuasa Kekaisaran Prancis Pertama.
Konflik ini berlangsung antara bulan Agustus hingga September 1811 selama Peperangan era Napoleon.
Gubernur-Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels (1762–1818), memperkuat pulau Jawa terhadap kemungkinan adanya serangan Inggris.
Pada 1810 sebuah ekspedisi Perusahaan Hindia Timur Britania yang kuat di bawah Gilbert Elliot, gubernur-jendral India, merebut pulau Bourbon (Réunion).
Dan Mauritius milik Prancis di Samudra Hindia dan pulau Ambon dan Maluku milik Hindia Belanda.
Setelah itu rombongannya menuju Jawa dan kemudian merebut kota pelabuhan Batavia (Jakarta) pada Agustus 1811.
Dan inilah saat Britania memaksa pihak Belanda menyerah di Semarang pada 17 September 1811.
Selanjutnya, Jawa, Palembang, Makassar dan Timor diserahkan kepada pihak Britania.
Wakil Gubernur Jawa yang dilantik, Thomas Stamford Raffles (1781–1826) mengakhiri metode pemerintahan Belanda.
Kemudian, membebaskan sistem kepemilikan tanah, dan memperluas perdagangan.
Pada Kongres Wina 1815, diputuskan bahwa Britania harus mengembalikan Jawa.
Dan kekuasaan Hindia Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon.
Melaka misalnya, dikembalikan kepada Belanda pada 1818.
Tetapi terpaksa oleh Belanda harus diserahkan kembali kepada Britania pada 1824 pada Perjanjian London (Traktat London).
Kala itu diputuskan bahwa Belanda harus menyerahkan semua wilayahnya di Semenanjung Melayu pada Britania.
Dan Britania menyerahkan semua wilayahnya di Sumatra pada Belanda. (redaksi)