
BERITABATAM.COM, Jakarta – Kasus campak pada anak sempat meningkat di akhir 2022. Hal itu disebabkan oleh imbas cakupan imunisasi campak rubella pada anak sempat menurun seiring pandemi Covid-19.
Menurunnya cakupan vaksinasi akibat pandemi covid-19 membuat kasus campak di DKI Jakarta meningkat jadi 253 kasus pada tahun 2022.
Campak adalah jenis penyakit yang mudah menular. Campak menjadi infeksi virus yang disebabkan famili Paramyxovirus, seperti rubeola dan rubella.
Perlu di ketahui, penularan campak juga sangat mudah bisa melalui droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara atau bisa melalui cairan hidung.
Melangsir dari sumber beberapa media online, ini cara mencegah penularan penyakit campak.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menjelaskan terkait penularan penyakit campak pada anak.
Menurutnya campak tersebut bisa dikarenakan oleh status gizi dan imunisasi.
Kondisi gizi yang tak mencukupi serta tidak imunisasi sangat mudah terkena campak. Orang tau perlu memahami asupan gizi untuk mencegah penyakit tersebut.
“Gabungan yang sempurna antara kurang gizi dengan tidak diimunisasi, jadi ketika asupan nutrisinya khusus protein hewani tidak cukup tentu saja, proses pembentukan sel imunitas atau antibodinya tidak cukup atau enggak kuat,” kata dr. Piprim.
Sedikit info, pada tahun 2023 berdasarkan data dari kemenkes sudah ditemukan ada empat provinsi melaporkan kasus campak.
“Untuk Tahun 2023 kita bisa kendalikan untuk menekan meningkatnya kasus dibandingkan Tahun 2022 lalu. Saat ini ada laporan kasus campak memang masih baru suspek karena belum diperiksa di lab kita harus confirm di labnya dulu, ini suspek sudah ada dari NTB, Sumatera Barat, Maluku Utara dan Papua,” pungkas dr. Piprim. (redaksi)