
BERITABATAM.COM, Anambas – Sejumlah nelayan di Desa Liuk, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, tidak lagi melaut dalam sepekan terakhir.
Tidak melautnya nelayan ini disebabkan cuaca buruk yang melanda kawasan pesisir perairan.
Cuaca buruk dengan gelombang tinggi dan angin kencang itu, mencapai 3 hingga 4 meter.
Dan cuaca buruk ini dikarenakan memasuki musim angin Utara, yang melanda kawasan itu.
Kepala Desa Liuk, Syaiful menjelaskan ada sekitar 20 Kepala Keluarga (KK), yang berprofesi sebagai nelayan.
Sejak beberapa pekan ini nelayan menghentikan aktifitasnya.
“Nelayan sudah tidak lagi bekerja. Mereka memilih untuk menyandarkan kapal pompong miliknya,” ujar Syaiful.
Disebutkannya, cuaca buruk, angin kencang yang membuat ketinggian gelombang bisa mencapai di atas 3 hingga 4 meter, membuat nelayan memilih untuk tidak melaut.
Dijelaskan Syaiful, 80 persen Pompong nelayan saat ini ditambatkan di muara peraiaran Desa liuk, dan diparkirkan didepan rumah dan pelabuhan.
Sedangkan sisanya masih berada di laut.
Pompong – pompong tersebut ada yang berlindung di sejumlah pulau yang cukup aman.
Dan ada pula yang berlabuh di pelabuhan terdekat dimana biasanya mereka mencari ikan.
Saat ini, Syaiful menambahkan cuaca buruk, yang di alami nelayan setempat disebut sebagai musim Utara, biasanya berlangsung satu bulan hingga tiga bulan kedepan.
“Selama tidak melaut, otomatis nelayan tidak mendapatkan penghasilan. Mereka hanya melakukan pekerjaan memperbaiki kapal atau jaring sekitar tiga bulan ini,” ucapnya
Kondisi ini, katanya, nelayan butuh bantuan dari pemerintah setempat. (redaksi)
Artikel ini sudah terbit di mediakepri.co dengan judul Cuaca Ekstrem, Puluhan Nelayan Desa Liuk Anambas Berhenti Melaut