
BERITABATAM.COM, Batam – Pada momentum perayaan Idul Fitri ini menggema suara takbir, tahmid dan tahlil untuk memuji kebesarana Allah SWT yang menjadikan momentum kebangkitan peradaban luhur kota Batam dalam bingkai akhlakul karimah yang dirajut dengan nilai-nilai Islam sebagai ekspresi ketauhi dan dalam menjalankan kehidupan yang ada.
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin merupakan sebuah agama yang hanif atas dasar millah Ibrahim yang kemudian menjadi inspirasi peradaban bagi kehidupan dunia yang aman dan sejahtera.
Islam sebagai agama monoteisme Abrahamik yang berpusat dan bersumber dari nilai-nilai yang dikandung dalam Al-Qur’an sebagai firman suci Allah SWT yang diwahyukan kepada Muhammad sebagai Nabi yang utama dan terakhir membawa misi peradaban yang penuh kedamaian atas dasar akhlakul karimah sebagaimana yang di ungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya yang berbunyi:ِ
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.\”
(HR. Al-Baihaqi).
Oleh karena mulianya akhlak Rasulullah Muhammad SAW, Allah SWT sebagai Tuhan
seluruh umat manusia memuji beliau dengan sosok manusia yang memiliki budi pekerti yang teramat luhur.
Sebagaimana yang difirmankannya dalam Al-Qur’annul Karim yang berbunyi:
ٍوَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-
Qalam:4).
Kedamaian, kesejahteraan serta keparipurnaan keamanan yang dibawa Islam menadi nilai
tersendiri untuk menyebarkan syiar Islam keseluruh seantreo alam semesta sebagai wujud dari tegaknya peradaban yang luhur dalam bingkai Tauhid Allah SWT merupakan esensi dari perjalanan kehidupan itu sendiri.
Sebuah fitrah kehidupan apabila kehidupan semesta peradaban tercipta dari berbagai
macam latar belakang yang berbeda-beda.
Mulai dari perbedaan suku, ras, etnik, bahasa, bangsa dan negara sekalipun. Namun perbedaan yang ada bukan berarti menjadi sumber perpecahan dan pertikaian antara satu dengan yang lain.
Karena pada dasarnya kita semua diikat dengan tali agama melalui persaudaraan kesilaman (Ukhuwah Islamiyyah), persaudaraan kebangsaan (Ukhuwah Wathaniyah) dan persaudaraan kemanusiaan (Ukhuwah Insaniyah/Basyariyyah).
Sehingga persaudaraan yang ada harus senantiasa dirajut dengan keluhuran Akhlakul Karimah dan berpuncak menjadi hamba Allah SWT yang parupurna melalui ketaqwaan kepadanya.
Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: Al-Hujurot: 13).
Ketaqwaan kita kepada Allah SWT harus mampu membawa diri kita dalam mentauhidkan Allah semata sebagai Tuhan semesta alam.
Karena nilai ketauhidanlah yang mampu membawa pemerintahan yang jujur, demokratis, adil, serta inovatif dalam mensejahterakan masyarakat dalam bingkai kemajuan peradaban yang ada.
Nilai ketauhidanlah yang mampu membawa pelajar muslimin mampu untuk menciptakan penemuan-penemuan ilmiah yang berkarakter atas orientasi nilai kebermanfaatan sebagai hasil dari keilmuan yang progresif diberbagai bidang.
Nilai ketauhidanlah yang mampu membawa para masyaikh atau guru mentarbiyah umat berdasarkan landasan ishlah demi membangun peradaban yang membahagiakan umat di dunia dan akhirat.
Nilai ketauhidanlah yang mampu membawa rumah tangga kaum muslimin sebagai pondasi dasar yang senantiasa menjalankan amanat Allah SWT untuk melahirkan generasi-generasi peradaban yang mampu berkompetisi disegala macam bidang berdasarkan akhlakul karimah.
Nilai ketauhidanlah yang mampu membawa aspek ekonomi, politik serta kehidupan sosial dan budaya mencapai puncak keluhurannya sebaga izzatul Islam demi mensejahterakan kehidupan kaum muslimin diseluruh seantreo duni.
Nilai ketaudianlah yang mampu menyebarkan amar ma’ruf dan nahi munkar sebagai syarat dari pertolongan Allah SWT atas kehidupan hamba-hambany.
nilai ketauhidanlah yang mampu menghapuskan kedzaliman atas kemanusiaan yang berkedok kolonialisme, imperialisme.
Oligarki serta penjajahan lainnya berdasarkan prinsip maqhosidussyariah menjaga agama,
menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan serta menjaga harta.
Nilai ketaudanlah sebagai sebuah sebab dan jawaban atas tegaknya format ideal dalam menjayakan umat untuk disemaikan dalam kehidupan yang ada.
Dengan tegakya nilai-nilai ketauhidan dalam bingkai akhlakul karimah maka balasana
dari Allah SWT di dunia adalah tegaknya peradaban kekuasaan Islam di muka bumi, menjadikan Islam kokoh di muka bumi.
ketakutan diubah menjadi ketenangan, kelemahan menjadi kekuatan dan keterbelakangan menjadi kemajuan serta balasan lainnya yang lebih utama diakhirat kelak, yaitu sesuai dengan ketetapan dan protokol Ilahi mendapat naungan Allah SWT disaat tidak ada yang memberi naungan kecuali Allah SWT dan menjadikan Surga sebagai tempat kembali dan
tempat untuk hidup yang kekal dan abadi berdasarkan kenikmatan-kenikmatan yang tersedia didalamnya: (Oleh: Miftahul Huda SH)