BERITABATAM.COM, Jakarta – Asosiasi Industri Teknologi Informasi Merek Indonesia (AITIMI) mengapresiasi keberpihakan pemerintah terhadap pengembangan industri dalam negeri di Indonesia.
Asosiasi ini mengatakan implementasi belanja pemerintah untuk menggunakan produk lokal sangat besar.
Selain itu, keberpihakan pemerintah juga berpengaruh besar terhadap naiknya penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam banyak hal, termasuk perdagangan barang dan jasa.
“Pengusaha Nasional Merek Indonesia sangat berterima kasih karena efeknya besar soal TKDN dan implementasi belanja pemerintah ini untuk produk lokal,” kata Sekjen AITIMI, Danny Harjono dalam diskusi bertajuk “Dampak Berantai Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri” di Jakarta 8 Mei 2023.
Danny mengatakan, salah satu sektor yang bisa berkontribusi dalam peningkatan kandungan dalam negeri terutama dalam perdagangan barang dan jasa adalah pengadaan baterai dan plastik molding.
“Yang bisa kita lakukan adalah pengadaan baterai mengingat Indonesia adalah penghasil 60 sampai 70 persen nikel di dunia. Jadi ini bisa untuk laptop dan plastik molding. Kita pasti bisa, lalu kenapa kita harus impor?” katanya.
Selain itu, hal yang tidak kalah penting menurut Danny adalah penguatan merek Indonesia sebagai salah satu industri dalam negeri yang harus terus dipertahankan.
Menurutnya, merek lebih dari sekedar nama produk tetapi juga melambangkan identitas sebuah bangsa.
“Yang kami pikirkan dari teman-teman industri merek Indonesia, merek kita harus dihargai sebagai satu aset bangsa dan aset nasional. Kalau kita sebut satu merek IT atau industri otomotif misalnya, langsung kita terkonotasi ini produk dari negara Korea, China dan Amerika. Jadi merek itu sendiri memiliki nilai,” ungkap Danny.
Dalam rangka penguatan merek Indonesia tersebut, Danny meminta perlindungan pemerintah. Ini, mengingat mereka harus berhadapan dengan merek-merek raksasa dari negara lain yang menguasi pangsa pasar dunia.
“Industri besar atau semikonduktor dikuasai oleh negara atau produsen tertentu saja di dunia. Nah kita ini baru mulai. Jadi kalau kami produsen merek Indonesia tidak diproteksi pada awal-awal, maka cita-cita untuk membuat industri sesungguhnya akan sulit,” katanya.
Danny menambahkan pihaknya saat ini hanya membutuhkan kepercayaan dari pemerintah mengenai tata kelola merek di Indonesia.
Ia menyebut beberapa negara yang industri mereknya berkembang pesat karena besarnya kepercayaan negara terhadap industri-industri tersebut.
“Merek-merek internasional itu tadinya siapa sih? Mereka juga hanyalah pemain lokal di negara masing-masing. Namun, karena di-back up, dilindungi dan didorong oleh pemerintahnya masing-masing, jadinya tumbuh menjadi raksasa,” kata Danny.
“Kita tahu Taiwan, China, Amerika atau Jepang juga melakukan hal yang sama sampai akhirnya mereka jadi raksasa semuanya. Nah sudah selayaknya kita bisa mulai melakukan itu,” pungkasnya. (***)