
BERITABATAM.COM Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menggandeng Flinders University, Adelaide, Australia.
Kerjasama itu dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan SDM untuk mengelola kawasan konservasi perairan.
Pengelolaan konservasi perairan itu termasuk warisan bawah laut dan wisata bahari yang menyimpan Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).
Kerja sama tersebut tertuang dalam Minutes of Meeting (MoM) yang ditandatangani Kepala BPPSDM Kelautan dan Perikanan, I Nyoman Radiarta dengan Dr. Martin Polkinghorne, Assoc. Professor Archaeology, College of Humanities, Arts and Social Sciences, Flinders University.
Melalui keterangan tertulisnya, I Nyoman Radiarta menjelaskan penandatanganan MoM terlaksana sebagai peluang kerja sama pada area peningkatan kapasitas SDM melalui kegiatan akademik.
Kegiatan akademik itu kata Nyoman, seperti beasiswa program magister dan doktor, pelatihan pertukaran dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan, penyelenggaraan pertemuan ilmiah dan perkuliahan serta dukungan program penyuluhan.
“Beberapa area terkait pengelolaan kawasan konservasi perairan termasuk warisan bawah laut dan wisata bahari akan menjadi concern dalam kerja sama dengan Flinders University”, ujar Nyoman.
Lebih lanjut Nyoman menjelaskan, topik kerja sama lainnya yang dapat dijajaki antara lain manajemen dan teknologi perikanan, teknologi budidaya dan pengolahan produk, biologi kelautan, kesehatan ikan, manajemen patologi dan rekayasa kelautan dan prosedur keselamatan dan permesinan serta penanganan kapal dan navigasi.
“BPPSDM dan Flinders University mempunyai potensi kerja sama di bidang pengembangan SDM dan penelitian terapan kelautan dan perikanan, “sebutnya.
“Baik melalui pelatihan dan pendidikan, serta penyuluhan masyarakat, untuk satuan-satuan pendidikan dan balai-balai pelatihan dan penyuluhan di bawah BPPSDM KP, di antaranya melalui program beasiswa sekolah, student dan lecturer exchange, pelatihan dan penyuluhan masyarakat, seminar dan konferensi, dan hal lainnya, “tambah Nyoman.
Nyoman juga menyampaikan kerja sama tersebut dirasa penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kelautan dan perikanan yang berada di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, yang banyak menjadi target para ‘treasure hunter’.
“Seperti di Kepulauan Riau, Ternate-Tidore, dan lainnya. Melaui pelatihan, penyuluhan, FGD, serta dukungan program startegis BPPSDM KP yakni Smart Fisheries Village (SFV), dengan mengintegrasikan marine heritage dengan marine tourism, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang objek bawah air dan sejarah maritim Nusantara, “rinci Nyoman.
Untuk menunjang hal tersebut kata Nyoman, diperlukan roadmap atau rencana aksi pengelolaan warisan budaya bawah air, termasuk menyiapkan segala sarana dan prasarana, seperti balai pelatihan, museum maritim dan pengembangan SDM cakap serta mampu mengelola BMKT yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan tinggi.
Penandatanganan MoM ini juga merupakan salah satu bentuk implementasi dari Technical Agreement, yang sebelumnya telah ditandatangani antara Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) KKP dengan Flinders University.
Agreement tersebut bertajuk ‘Technical Agreement Reuniting Orphaned Cargo Project: Underwater Cultural Heritage of the Maritime Silk Route’.
Melalui Technical Agreement ini kata Nyoman, KKP berharap dapat menyajikan marine heritage interpretation untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan meningkatkan narasi sejarah maritim Indonesia dalam konteks Maritime Silk and Spice Route.
Dalam kesempatan tersebut, Nyoman beserta rombongan berkesempatan meninjau sarana dan prasarana Flinders University.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Southeast Asian Cheramic Alcheology Laboratorium (SEACAL).
Lokasi ini merupakan Institut Koleksi dan Analisis Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) dari Asia Tenggara.
Pada kesempatan tersebut, Nyoman juga berdiskusi dengan Dr. Martin Polkinghorne, Chief Researcher perihal peningkatan kapasiatas SDM untuk metode analisis, pengelolaan serta preservasi BMKT berbasis Artificial intelligence (AI).
Nyoman juga mengunjungi Pendopo di Flinders Univeristy dan Laboratorium Analisa dan Studi Benda Arkeologi dengan metode Scanning dan Microaechology.
Kunjungan tersebut untuk melihat lebih jauh ‘DNA’ benda-benda BMKT.
Pihaknya menilai penerapan teknologi yang serupa dengan bidang medik pada analisa benda purbakala ini, dapat mengungkap detail di luar catatan arkeologi dengan metode konvensional. (***)
Artikel ini sudah terbit di mediakepri.co dengan judul Perkuat SDM Pengelola Kawasan Konservasi dan BMKT, Pemerintah Gandeng Flinders University Australia