
BINTAN – Lokasi lahan PT Aneka Tambang (Antam) di Kampung Sei Enam Laut, Kelurahan Sungai Enam, Kecamatan Bintan Timur diserobot oleh oknum disertai pembabatan pohon untuk mencari keuntungan pribadi.
Pantauan dilokasi pembabatan ratusan pohon atau illegal logging dilakukan secara brutal oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kapolsek Bintan Timur, AKP Rugianto mengatakan ada laporan dari warga terkait pembabatan pohon dilokasi PT Antam.
“Atas nama Jefri melapor adanya pembabatan pohon dilokasi yang dimaksud, sehingga anggota Polsek langsung kesana,” kata AKP Rugianto. Senin, 5 Februari 2024.
Polisi juga memeriksa lahan sepadan antara PT Antam, Jefri dan lainnya dilokasi.
“Anggota juga mengecek batas-batas lahan dilokasi pembabatan pohon tersebut, ” ujarnya.
Disamping itu, Jefri selaku pemilik lahan sepadan PT Antam menegaskan, bahwa dirinya telah memiliki lahan tersebut puluhan tahun, dan sangat miris bahwa adanya oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan illegal logging.
Dan berdasarkan data lahannya telah memiliki sertifikat pada tahun 1999, dan lahannya sepadan dengan PT Antam.
“PT Antam setahu saya tidak pernah menjual lahan tersebut kepada orang lain, jadi ketika saya liat ada penebangan pohon dan dijual itu sangat miris,” tegas Jefri sembari menunjuk lokasi penebangan pohon di lokasi.
Selaku Admin Kantor PT Antam Kijang, Rufi tidak berani memberikan keterangan terkait penyerobotan lahan dan penebangan pohon ilegal dilokasi itu.
“Maaf saya tidak ada kewenangan untuk memberikan keterangan, dimana yang bisa menjawab adalah Kuasa Hukum PT Antam bernama Riko Wahyu Arahab,” jelas Rufi di Kantor Antam Kijang.
Ditempat terpisah, Lurah Sungai Enam, Alamsyah menyampaikan bahwa pihaknya sedang mendalami dokumen atas kepemilikan lahan Jefri, Tarmizi dan Ronal.
“Jefri memnag benar lahannya ada disitu, tapi kami minta dokumennya tidak diperlihatkan. Tapi, pihak Antam mengklaim lahan tersebut miliknya, ” tutur Alamsyah.
Dirinya menambahkan dalam waktu dekat akan membahas bersama Antam agar mengetahui kepemilikan lahan dilokasi itu.
“Nanti kita dalami lagi,” tutupnya. (Oppy)