BERITABATAM.COM, Jakarta – Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah bersejarah yang memicu kegembiraan di kalangan lulusan pesantren dan Mahad aly.
Dalam sebuah kebijakan baru yang disepakati antara Menag Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, lulusan Mahad Aly kini diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada formasi penyuluh agama.
Ini merupakan langkah monumental yang mengakui kualitas dan kompetensi lulusan pesantren dan Mahad Aly, serta menawarkan peluang karier yang menjanjikan.
Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, kebijakan ini merupakan pengakuan atas kontribusi dan kualitas lulusan pesantren dalam menguasai ilmu agama Islam.
Mahad Aly, sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam berbasis pesantren, menyelenggarakan pendidikan akademik yang berfokus pada penguasaan ilmu agama Islam berdasarkan kitab kuning.
Dengan diakui negara dan statusnya disamakan, lulusan Ma’had Aly memiliki legitimasi yang kuat untuk melanjutkan karier atau studi di tingkat yang lebih tinggi.
Peraturan Menteri Agama Nomor 32 Tahun 2020 tentang Mahad Aly memperkuat posisi mereka dalam ranah pendidikan tinggi agama.
Saat ini, terdapat 78 Mahad Aly di seluruh Indonesia, yang telah membuktikan kualitas dan relevansinya dalam mendidik generasi muda dalam bidang agama.
Pentingnya kebijakan ini tidak hanya dalam aspek teknis, tetapi juga dalam konteks pengakuan lembaga pendidikan pesantren melalui proses penjaminan mutu yang dilakukan dari, oleh, dan untuk pesantren.
Dalam konteks ini, Majelis Masyayikh yang dikukuhkan pada Desember 2021 oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas memiliki peran vital.
Sebagai bentuk pengakuan resmi atas kekhasan pendidikan pesantren, keberadaan Majelis Masyayikh dianggap setara dengan Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk Mahad Aly. (***)
Artikel ini sudah terbit di mediakepri.co dengan judul Lulusan Pesantren dan Mahad Aly Bisa Ikut Rekrutmen CPNS di Kemenag
