
BERITABATAM.COM, Batam – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batam mempercayakan media massa cetak maupun media online sebagai ajang sosialisasi pendidikan Pemilih Berbasis Nitizen pada Pilkada 2024.
KPU Kota Batam berharap media massa ini bisa dijadikan sumber informasi Pilkada 2024 oleh para nitizen di Kota Batam.
Demikian dikatakan Komisioner KPU Batam, Rosdiana membuka kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilih Basis Nitizen Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam Tahun 2024.
Acara digelar di Kampus Institut Teknologi Batam (ITEBA), Kamis 20 Juni 2024.
Menghadirkan narasumber Kadiskominfo Batam Rudi Panjaitan, dan Ketua JSMI Kepri Eddy Supriatna, serta diikuti sejumlah awak media massa cetak dan online di Kota Batam.
“Kita berharap Media Online ini dijadikan sumber informasi Pilkada.
Karena sosialisasi ini bukan hanya tugas KPU saja, melainkan tugas kita bersama,” ujar Rosdiana sebagai Ketua Divisi Partisipasi Sosialisasi Pemilihan dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Kota Batam.
Diakuinya, bahwa keberadaan media online ini banyak berperan dalam memberikan informasi menjadikan masyarakat semakin cerdas dalam memilih.
Sementara KPU Kota Batam sendiri untuk sosialisasi ini telah dilakukan sejak bulan Mei 2024 sebanyak 8 kali dari sebelas basis kemasyarakatan, dan hingga tahapan Pilkada berakhir.
Tujuan sosialisasi sendiri, kata Rosdiana, agar seluruh basis masyarakat dapat berperan aktif dalam sistem Pilkada pada semua tahapan atau bagian penyelenggaraannya.
“Pada 31 Mei 2024 KPU Kota Batam telah mendata TPS sebanyak 1.816 TPS dengan merekrut 3.400 Pantarlih telah dilantik pada 24 Mei 2024 lalu,”kata Rosdiana.
Maka dari itu ia berharap, media massa bisa membantu menyukseskan Pilkada 2024 dengan menyosialisasikan informasi atau agenda politik tersebut kepada masyarakat luas di Kota Batam
Hoak Politik di Medsos Mencapai 56,52 Persen
Sementara Kepala Diskominfo Kota Batam, Rudi Panjaitan dalam pemaparannya menjelaskan, bahwa fungsi media massa dalam sosialisisi Pilkada ini sangat efektif.
Pasalnya dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Kepri, untuk hoax pilitik di medsos itu mencapai 56,52 persen.
Serta informasi ekonomi dan keuangan sebesar 47,83 persen dan pemerintahan sebesar 26,09 persen.
Sedangkan hoax pada situs berita online malah 0,00 persen.
“Saya berbicara ini bukan karena di depan media nih, tapi memang data APJII Kepri mencatat kalau hoax situs berita itu 0,00 persen.
Jadi peran media massa ini sangat penting, karena berfungsi sebagai penyampai informasi yang akurat, edukasi dan juga penangkal hoax kepada publik,” jelas Rudi lagi.
Sementara Ketua JMSI Kepri Eddy Supriatna memaparkan terkait aktivitas nitizen di medsos serta pembahasan UU ITE terkait asas dan tujuannya.
Menurut Eddy, bahwa aktivitas nitizen di medsos hampir sama dilakukan oleh wartawan online.
Bahkan kata Eddy, keberadaan media mainstream ini terkalahkan oleh media sosial.
Dijelaskan Eddy, sesungguhya aktifitas Nitizen di dunia maya hampir sama dengan dilakukan media mainstream, yakni mencari konten, menyebarkan konten, menguasai konten, dan menerbitkan konten.
“Saat meng-auploud informasi kalau seorang nitizen yang baik tentu akan berhati-hati dengan apa yang dikatakan atau di posting.
Dan menghindari berita palsu/hoax, serta menghargai perbedaan, serta menjauhi cyberbullying,” ucap Eddy panjang lebar.
Acara sosialisasi ini diakhiri dengan tanya jawab peserta bersama KPU dan narasumber. (ria fahrudin)