
BERITABATAM.COM, Batam – Ulfa Naira pelajar SMAN 26 Batam terpilih menjadi Duta Pelajar Anti Narkoba oleh Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kepri, di acara launcing buku di gedung SMKN 1 Batam, Sabtu, 15 Februari 2025.
JMSI Kepri memilih Ulfa karena memiliki kwalitas tulisan yang cukup baik, tentang bahaya narkoba dan apa efeknya jika sampai menggunakan narkoba.
Diketahui sebelum launcing buku, dalam kegiatannya, dengan menggandeng Diresnarkoba Polda Kepri, JMSI Kepri telah melakukan sosialisasi bahaya narkoba di 16 sekolah setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Selain memotifasi, untuk meningkatkan kreatifitas, disetiap pertemuan dengan pelajar, JMSI Kepri selalu berharap para pelajar dapat membuat satu catatan atau tulisan tentang bahaya narkoba.
“Adek-adek pelajar, dengan tidak menggunakan narkoba, itu sudah sangat membantu pihak kepolisian memberantas peredaran narkoba. Dan buatlah satu catatan tentang bahaya narkoba,” kata Eddy Supriatna Ketua JMSI Kepri, disetiap kesempatan bertemu para pelajar dalam acara sosialisasi bahaya narkoba.
Di hari ini, Rabu 15 Februari 2025, seperti janjinya kepada pelajar, JMSI Kepri meloncing satu buku berudul Catatan Pelajar di Kepri Tentang Bahaya Narkoba. Buku ini berisi sekumpulan catatan pelajar SMAN dan SMKN tentang bahaya narkoba.
“Setelah kita koreksi dan baca, yang terpilih menjadi Duta Pelajar Anti Narkoba, adalah pelajar yang tulisannya baik tentang bahaya narkoba,” sambung Eddy.
Kembali ke Ulfa Naira, pelajar kelas 12 di SMAN 26 Batam ini mengaku, gemar menulis sejak di kelas 5 SD. Dan dia pernah mengikuti beberapa lomba menulis seperti yang diadakan Polda Kepri dan Densus 88.
“Dengan menulis, paling tidak kita sudah menyampaikan pesan tentang bahaya narkoba, apa akibat dan bahayanya jika sampai memakai. Pelajar itu harus bersih dari narkoba,” harap Ulfa yang punya cita-cita menjadi konsultan lingkungan.
Disinggung kenapa pengen menjadi konsultan lingkungan, Ulfa menjelaskan bahwa di Kota Batam kan banyak industri, bagaimana tentang limbahnya.
“Di Batam kan banyak industrinya, bagaimana pengelolaan limbah, apakah sudah baik, sehingga tidak merusak lingkungan ?,” tanya Ulfa sambil tersenyum.
Mungkin pesan yang hendak disampaikan oleh Ulfa, limbah perusahaan di Batam terkhusus limbah B3 (berbahaya) harus dikelola dengan baik, agar tidak merusak lingkungan di Batam. (ria fahrudin)