
BERITABATAM.COM, Tanjungpinang – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Tanjungpinang menggelar rapat sosialisasi pelaksanaan Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Terbaik Tahun 2025, Kamis, 24 April 2025 di ruang rapat kantor DPK.
Rapat diikuti, Kabid Pengembangan dan Perawatan Perpustakaan, Rosi Aryani, bersama jajarannya, serta perwakilan dari 18 kelurahan.
Turut hadir pula tim dewan juri dari DPK Provinsi Kepulauan Riau, anggota Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Nonik Meyda Riska Swantari, dan Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kota Tanjungpinang, M. Akbar Prasetyo.
Sekretaris DPK Tanjungpinang, Sugiarto, menyampaikan bahwa sosialisasi ini penting agar setiap kelurahan memahami tahapan lomba secara menyeluruh, termasuk berbagai persiapan teknis yang harus dilakukan.
“Lomba ini bukan sekadar ajang penilaian, tetapi juga bentuk apresiasi atas komitmen dan upaya kelurahan dalam mengelola perpustakaan sebagai pusat layanan literasi masyarakat,” ujarnya.
Sesuai jadwal, mulai 28 April, seluruh kelurahan diminta untuk mengisi instrumen penilaian yang telah dibagikan serta mengumpulkan dokumen pendukung secara fisik.
Panitia akan menjemput langsung dokumen instrumen dan profil kelurahan pada 29 dan 30 April.
Selanjutnya, seluruh berkas akan diserahkan kepada dewan juri pada 2 Mei untuk proses seleksi awal.
Enam kelurahan dengan pengelolaan perpustakaan terbaik akan dipilih untuk melanjutkan ke tahap verifikasi lapangan.
Proses verifikasi faktual dijadwalkan berlangsung pada 5 hingga 9 Mei.
Tim juri akan mengunjungi langsung enam kelurahan terpilih untuk mencocokkan dokumen dengan kondisi nyata di lapangan.
“Pemenang lomba akan diumumkan pada 16 Mei. Kelurahan yang meraih juara pertama akan mewakili Kota Tanjungpinang pada lomba tingkat Provinsi Kepulauan Riau,” tambah Sugiarto.
Dalam sosialisasi tersebut, Dewan Juri dari DPK Provinsi Kepri, Novitra Valentina Tarigan, memberikan arahan teknis terkait pengisian instrumen lomba. Ia menjelaskan pentingnya kelengkapan data dan narasi yang menggambarkan secara objektif aktivitas perpustakaan di tiap kelurahan.
“Setiap kelurahan diminta melengkapi data umum, mengisi kuesioner, dan menyusun narasi kegiatan secara menyeluruh dan faktual,” jelasnya.
Menurut Novita, lomba ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga menjadi sarana evaluasi dan pembelajaran bersama, serta bentuk penghargaan terhadap peran penting perpustakaan kelurahan sebagai garda terdepan layanan literasi di masyarakat.
“Inilah saatnya bagi setiap kelurahan menunjukkan keunggulan dan inovasinya dalam mengelola perpustakaan,” pungkasnya. (ria fahrudin)