
BERITABATAM.COM, Sumedang – Sandi Andriana, peternak sapi ini terlibat dalam menyediakan susu di program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia mengatakan kebanggaannya bahwa susu yang diproduksinya bisa terserap.
Ia merasa senang bisa turut berkontribusi dalam program nasional untuk anak Indonesia ini.
Sandi mengisahkan dirinya sudah terlibat dengan ekosistem ternak sapi sejak masih kelas 4 Sekolah Dasar (SD).
Latar belakang keluarganya adalah peternak sapi perah dan ia menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan Universitas Pajajaran Angkatan tahun 2006 dan lulus tahun 2011.
“Perasaannya sih senang bisa ikut serta, salah satunya mencerdaskan anak-anak terutama ini program pemberian susunya, gitu salah satunya ya senang,” kata Sandi kepada wartawan di peternakan tempatnya bekerja, Nusa Dairy Indonesia di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Jumat, 18 April 2025.
Sandi mengatakan dirinya pun gembira bahwa sejak ada program MBG di daerahnya, susu yang dihasilkan peternak lokal pasti terserap.
Susu pun dibeli dengan harga yang baik, dari yang dahulu dengan harga Rp7.000 per liter kini menjadi Rp10.000 per liter.
“Otomatis kan ada nilai harga jual, nilai tambah lebih dari yang sebelum ini. Bangga jadi lulusan peternakan sih, walaupun banyak teman-teman lainnya memilih kerja kantoran,” kata Sandi.
Ia mengatakan saat ini ia bekerja bersama dua orang peternak lainnya di peternakan tersebut.
Sebelumnya, dua peternak itu adalah petani serabutan dan saat ini bisa menjadi tenaga kerja dengan pendapatan yang jelas.
“Di sini tenaga kerja salah satunya ada dua orang lagi. Mereka awalnya petani serabutan karena bekerja juga di sini dari pendapatannya sudah jelas. Kemungkinan kedepannya seiring sapi bertambah juga tenaga kerja kita nambah lagi,” kata Sandi.
Susu yang dihasilkan peternakan tempat Sandi bekerja diserap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Cimahi bekerja sama dengan Koperasi Jagri.
SPPG Kota Cimahi sendiri melayani 3.500 siswa penerima manfaat.
Dalam sepekan, ada tiga kali pemberiaan susu. Per sekali pemberian, SPPG butuh 370 liter susu.
Sejauh ini, peternakan sapi perah yang bekerja sama dengan Koperasi Jagri baru mampu memproduksi 150 liter susu per hari.
Peluang untuk menambah produksi masih sangat besar.
“Untuk 3.500 siswa itu yang dibutuhkan 370 liter, sedangkan populasi susu yang diproduksi dari sapi di daerah sini hampir 150 liter. Melihat peluang ini, kita akan berusaha untuk menambah populasi sapi sesuai kapasitas kandang, agar menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak dan pemenuhan kebutuhan koperasi yang berkelanjutan,” ujar Sandi.
Menurut Sandi, kerja sama SPPG dengan koperasi dalam menyerap hasil peternakan untuk kebutuhan Program MBG sangat positif terhadap pengembangan UMKM sekitar.
Karena UMKM berkembang, kebutuhan akan tenaga kerja pun meningkat.
“Warga di sini awalnya petani serabutan. Setelah ada program ini, kami rekrut bekerja di sini. Dampak (Program MBG) ada peningkatan tenaga kerja dan perekonomian masyarakat,” kata Sandi. (ria fahrudin)