
BERITABATAM.COM, Kepri – Gubernur Kepulaua Riau H Ansar Ahmad SE MM menginginkan Pulau Penyengat sebagai destinasi yang berperan menjembatani lintas generasi di jantung Kepulauan Riau, Tanjungpinang.
Tersebab itu, Pemerintah Kepulauan Riau di bawah kepemimpinan Ansar Ahmad dan Nyanyang Harris Pratamura terus berupaya melakukan berbagai pembenahan di Pulau berjuluk “Indera Sakti” itu.
“Penting juga mepromosikannya secara masiv,” sebut Gubenur Ansar.
Pulau Penyengat, dikatakan Gubernur Ansar bukan sekadar hamparan tanah di tengah laut.
“Ia adalah jembatan lintas generasi. Tempat di mana sejarah, budaya, dan kearifan lokal berpadu dalam harmoni,” ujar Ansar saat kembali mengunjungi Pulau Penyengat, Jumat, 13 Juni 2025.
Pulau Penyengat, kata Gubernur Ansar memiliki jejak peradaban Melayu yang menjadi alasan bagi pelacong berkunjung.
Atas alasan inilah Gubernur Ansar selalu mengupayakan membawa tamu baik pejabat di tingkat pusat, kepala daerah, maupun delegasi luar negeri berkunjung ke Pulau Penyengat.
Seperti pada Jumat siang, Gubernur mengajak Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengunjungi sejumlah spot di Pulau Penyengat.
“Ini tidak lain sebagai bentuk kebanggaan sekaligus sarana untuk lebih memperkenalkan Pulau Penyengat baik di tingkat nasional maupun mancanegara,” imbuh Ansar.
Ada banyak hal disebut Ansar yang harus diketahui khal layak ramai mengenai apa saja yang ada di Pulau Penyengat.
Masjid Raya Sultan Riau yang megah dan legendaris menjadi saksi bisu kejayaan Islam dan budaya Melayu.
Masjid yang dibangun dengan campuran putih telur, batu kapur, dan pasir laut, bukan hanya simbol arsitektur unik, tetapi juga lambang ketekunan dan kesatuan masyarakat masa lampau.
Pulau ini juga merupakan rumah bagi Raja Ali Haji, tokoh besar sastra Melayu pencipta Gurindam Dua Belas dan penggagas bahasa Melayu baku yang kini menjadi akar Bahasa Indonesia itu.
Peninggalan Raja Ali Haji masih dapat ditemui di perpustakaan kecil dan makam yang dijaga dengan penuh khidmat.
Di sinilah generasi masa kini dan mendatang belajar menghargai ilmu, sastra, dan semangat kebangsaan.
Lebih dari sekadar situs sejarah, Pulau Penyengat menghadirkan pengalaman wisata budaya yang autentik.
Suasana kampung yang tenang, sapaan ramah dan hangat penduduk lokal, serta pemandangan laut menjadikan perjalanan ke Penyengat tak hanya bermakna, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam.
Bagi wisatawan, berkunjung ke Pulau Penyengat bukan hanya tentang melihat masa lalu, tetapi juga menyerap nilai-nilai yang diwariskan untuk masa depan.
“Pulau ini mengajarkan bahwa warisan budaya bukan untuk dikenang saja, melainkan untuk dihidupkan kembali dengan cinta, penghormatan, dan rasa ingin tahu,” sebut Ansar.
Ansar mengajak berbagai pihak menjelajahi Pulau Penyengat, meniti jembatan yang menghubungkan generasi, merasakan denyut kebudayaan Melayu yang terus hidup dari masa ke masa.
“Pemerintah Kepri Insyaallah akan berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan di Pulau Penyengat agar Pulau ini selalu menarik untuk dikunjungi,” tutup Ansar. (ria fahrudin)