
BERITABATAM.COM, Batam – Hari kedua di Batam, Rabu, 9 Juli 2025, aktivitas rombongan Kantor Staf Presiden (KSP) penuh dengan kegiatan untuk melanjutkan program Astacita Presiden Prabowo.
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam mengajak KSP untuk menghadiri acara yang disusun dengan rapi dan apik dengan balutan program Desa Binaan.
Jadi Imigrasi Batam membawa KSP untuk mengikut kegiatan di 4 titik wilayah tersebar di Batam yang sudah dicanangkan sebagai Desa Binaan.
Adapun keempat titik yang dikunjungi yakni, Kelurahan Tembesi, Kelurahan Sagulung, Kelurahan Teluk Tering dan Lapas Batam.
Tanam Jagung di Tembesi
Kegiatan perdana, Imigrasi Batam dan KSP dengan bakti sosial mengajak petani yang ada di Desa Binaan untuk menanam jagung.
Pada kesempatan ini, disaksikan perwakilan KSP, Imigrasi Batam menyerahkan bantuan bibit jagung ke masyarakat yang masuk dalam desa binaan.
Kepala Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Batam, Hajar Aswat mengatakan kedatangan yang diiringi mendung dan hujan sesungguhnya sebuah berkah.
“Ini sesungguhnya keberkahan buat kita semua,” ucap Hajar Aswat dalam sambutannya.
Diharapkannya, Desa binaan ini dapat melahirkan generasi penerus dalam hal pertanian.
Dikatakannya, program silahturahmi antar imigrasi dengan masyarakat ini dapat menjadi sahabat, rekan dalam pengawasan ke imigrasi.
Tampung Saran dan Masukan di Lapas
KSP menyempatkan diri untuk melihat lebih dekat kondisi Lapas Kelas IIA Batam.
Memasuki Lapas Batam, Mayjen TNI (Purn) Dedi Sambowo yang mimpin rombongan KSP ini langsung disambut Kepala Lapas Kelas IIA Batam, Yugo Indra wicaksi.
Sebelum menuju ke ruangan, rombongan KSP ini disambut dengan tarian khas penyambutan yang dimainkan oleh beberapa orang pendekar dengan pakaian Melayu.
Selanjutnya, Dedi Sambowo memperkenalkan rombongan KSP yang hadir dan melakukan kunjungan selama di Batam.
Setelah memperkenalkan rombongan yang hadir di Batam ini, Dedi juga mengucapkan terima kasih atas sambutan dan penyambutan yang ada.
Lalu, lebih jauh Dedi mengatakan dari kunjungan yang dilakukan rombongan KSP ini nantinya, tentu banyak mendapatkan saran dan masukan.
Untuk itu, katanya mengatakan, semua saran dan masukan terkait dengan kerja selama kunjungan rombongan KSP ini akan dilaporkan langsung kepada Presiden Prabowo.
Dedi juga menceritakan dalam kunjungannya ke berapa lapas yang tersebar di Indonesia, Dan, katanya menambahkan, ia sangat berkesan adalah Lapas Nusa Kambangan.
Disebutkannya, ia sangat mendukung dan memberikan apresiasi terkait mengenai pemberantasan tindak pidana narkoba yang dilakukan Kakanwil dan Kalapas Batam.
“Apapun kinerja dan upayanya pencegahan narkoba melalui teknik- teknik yang dilakukan. Karena, ini semua masuk dalam program astacita Presiden Prabowo,” katanya mengakhiri.
Kakanwil Pemasyarakatan Kepri, Aris Munandar memaparkan kondisi umum lembaga pemasyarakatan yang ada di Kepulauan Riau.
“Di Kepri ada 9 Lapas. Dan total hunian dari semua lapas ini adalah 4.900,” kata Aris seraya mengatakan hampir 45 persen penghuninya tersangkut dalam kasus narkoba.
Diakui Aris, kejahatan selangkah lebih maju dalam kejahatan narkoba. Untuk itu, katanya, kejelian petugas dalam menjalankan tugas menjadi hal yang yang paling penting.
Karena, katanya lagi, barang haram itu bisa dimasukkan melalui makanan saat pembesuk datang dan melalui sepatu atau banyak lagi upaya yang dilakukan agar dapat memasukkan narkoba itu.
“Kita terus bekerja maksimal untuk meminalisir semaksimal mungkin agar bisa dicegah. Kami mohon dukungannya agar lebih baik kedepannya,” sebutnya.
Sementara itu, Yogo menyampaikan situasi dan kondisi yang ada di Lapas batam. Saat ini, katanya, ada tiga UPT, yakni Bapas, lapas dan rutan.
Dikatakannya, untuk di Lapas Batam, seharusnya hanya bisa terisi sebanyak 540 warga binaan. Namun kenyataannya, katanya, Lapas Batam ini sudah diisi 1000 lebih warga binaan.
“Kedatangan KSP ini sebuah kebanggaan bagi kami. Dengan begitu, KSB dapat melihat lebih dekat terkait situasi dan kondisi Lapas Batam,” kata Yugo.
Pencegahan TPPO di Citra Batam
Imigrasi Batam memaparkan tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Fasum Perumahan Citra Batam.
Sosialisasi dan penyuluhan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya TPPO serta cara untuk mencegahnya, agar tidak terus memakan korban.
Sosialisasi dipandu oleh Kepala Seksi Penindakan dan Intelijen Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, Fadel Muhammad.
Masyarakat yang menghadiri kegiatan ini diberikan informasi tentang bahaya perdagangan orang, modus operandi, dan dampak terhadap korban.
Selain itu, peserta juga diberikan pengetahuan tentang cara mencegah perdagangan orang dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya TPPO.
Sementara itu, Kristina Yusuf, perwakilan dari P2MI menekankan untuk tidak mudah percaya pada tawaran pekerjaan atau peluang yang tidak jelas keluar negeri.
Jika kita mampu untuk menanamkan rasa tidak percaya, katanya, adalah langkah awal pencegahan guna mencegah jadi korban perdagangan orang.
“Saran saya jangan mudah percaya dengan pekerjaan yang belum jelas ke luar negeri,” pungkasnya.
Bersama Pelajar di Sagulung
KSP dan Imigrasi Batam memaparkan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan TPPO di Aula Kantor Camat Sagulung.
Pelajar dari SMAN 5 Sagulung antusias dalam mendengarkan pemaparan mengenai tindak pidana peredaran gelap narkoba dan juga menolak untuk jadi korban TPPO.
Rombongan KSP di sambut oleh siswa siswi SMA 5 Sagulung. Pelajar yang mengikuti kegiatan ini mengenakan seragam Pramuka dan dengan semangat mengiringi rombongan dengan salam pramuka sembari bersalaman.
Camat Sagulung, Muhammad Hafiz menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas kedatangan seluruh KSP yang hadir.
Camat mengatakan pelajar untuk memperhatikan penjelasan dari KSP dan Imigrasi yang memaparkan mengenai bahaya narkoba dan TPPO.
Perwakilan KSP, Dedi Sambowo menyampaikan sangat tepat bahwa Pramuka menjadi garda terdepan untuk membantu pencegahan bahaya narkoba.
Dijelaskannya, Pramuka adalah organisasi terstruktur. Jadi, sudah sangat tepat apabila Imigrasi bekerja sama dengan adik-adik Pramuka dalam pencegahan peredaran gelap narkoba dan TPPO.
Dedi Wibowo mengambil contoh tentang penangkapan narkoba sebanyak 4 ton. Jika barang haram ini lolos dan beredar, katanya, maka tidak dapat dibayangkan bagaimana peredaranya.
Disebutkannya, generasi muda harus memiliki wawasan yang tidak kenal narkoba, judi dan tindak kriminal lainnya. Maka dari itu, katanya, sudah sangat tepatlah penyuluhan ini di kalangan adik-adik Pramuka.
Lebih jauh dikatakannya, program desa binaan yang dijalankan Imigrasi Batam ini sudah sangat tepat. Namun begitu, katanya, kegiatan ini harus terus dipantau dan jangan dibiarkan.
“Jika hal ini di kelola dengan baik maka insya Allah akan mendapat hasil terbaik kedepannya,” kata Dedi.
Diakhir kegiatan, KSP memberikan hadiah atau cindera mata ke perwakilan siswa siswi Pramuka sebagai penutup kegiatan.*