
Dilansir dari salah satu media online, Peristiwa itu terjadi pada Minggu, 21 Februari 2020 lalu. Ia pun menceritakan kronologi penamparan itu. Awalnya ia ingin menemui ayah Rh, bocah yang dihakimi massa karena dituding mencuri beberapa minggu lalu. Bocah Rh sendiri saat ini masih dirawat di sebuah rumah sakit karena mengalami luka akibat dipukuli warga. Singkat cerita, Dedi ingin bertemu ayah Rh bernama Iwan yang berada di Desa Pucung, Kecamatan Cikampek, Purwakata. Di perjalanan menuju rumah Iwan, Dedi bertemu dengan seorang bocah bernama YF (13). Belakangan diketahui bahwa YF adalah adik Rh. Akhirnya Dedi pun ingin sekalian membawa YF untuk disekolahkan di pesantren. Sebab, ia khawatir akan keselamatan YF jika tetap tinggal bersama ayahnya yang mengidap gangguan jiwa dengan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Sementara ibu YF sendiri sudah meninggal. “YF harus saya selamatkan karena di rumahnya terancam. Bapaknya selalu mengamuk, mengancam dan ngagebuk. Saya akan santrikan dia,” kata Dedi. Dedi kemudian bertemu dengan kakak Iwan yang merupakan paman YF. Ia pun diantar kakak Iwan untuk mengunjungi Iwan. Namun Iwan selalu mengamuk ketika bertemu dengan kakaknya. Akhirnya pertengkaran pun terjadi dan Dedi pun sempat melerainya. Setelah itu, Iwan pergi ke rumahnya yang berada di belakang sebuah rumah warga. Kondisi rumah Iwan memprihatinkan. Dedi kemudian mencoba mendekati Iwan untuk meminta izin membawa dua anaknya, YF dan Rh yang masih dirawat karena dihakimi massa. Saat berbicara minta izin itulah, Iwan mengamuk karena merasa suara Dedi terlalu keras. Dedi pun merendahkan suaranya hingga pelan, namun Iwan tetap marah dan bilang bahwa suara Dedi terlalu pelan. Lalu tiba-tiba Iwan menampar pipi Dedi dua kali. “Walau ditampar dua kali, saya nggak apa-apa. Maklumin saja karena kondisinya seperti itu,” ucap Dedi. Dedi pun berencana membawa Iwan untuk diobati. Namun sebelumnya, ia akan membawa Rh dan adiknya, YF, untuk disekolahkan di pesantren yang dikelola Dedi di Purwakarta. (*)