
BERITABATAM.COM, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan sikap dan posisi kritis adalah sesuatu yang sangat mendasar.
Partai Demokrat, katanya, hanya ingin pemerintahan yang sedang berjalan saat ini sukses sebab kalau pemerintahnya sukses, maka negara dan rakyat akan selamat.
Sayangnya, tambahnya, niat baik seperti itu seringkali disalahartikan. Pandangan atau masukan kritis dianggap sebagai bentuk serangan atau gangguan untuk kepentingan politik tertentu.
AHY kemudian mengeluh. Lebih menyakitkan, jelasnya, jika setiap masukan dan pandangan yang berbeda, dianggap sebagai bentuk perlawanan; dianggap tidak ‘Merah Putih’.
“Yang tidak ‘Merah Putih’ adalah mereka yang hanya berdiam diri, ketika tahu ada yang keliru di negeri ini; atau mereka yang hanya berdiam diri, menunggu pemimpinnya berbuat salah, dan negaranya gagal,” ucap AHY seperti dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Kamis, 9 September 2021.
Dia melanjutkan, jika partainya tidak akan pernah lelah menyampaikan kritik yang konstruktif, baik melalui parlemen, maupun di ruang-ruang publik.
AHY menyampaikan, alasan Partai Demokrat tegas menolak sejumlah rancangan undang-undang yang tidak relevan, atau sebenarnya tidak ada urgensinya di tengah situasi pandemi.
RUU itu di antaranya RUU Minerba, RUU Haluan Ideologi Pancasila, dan juga RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law.
“Walaupun ada sebagian kalangan yang menyerang dengan tudingan, Demokrat hanya mencari perhatian dan keuntungan politik dalam situasi yang tidak normal, tapi kami tidak gentar,” katanya dalam pidato Dua Dekade Partai Demokrat, secara virtual.
Sebelumnya, AHY menyampaikan, segenting apapun keadaan dan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, mekanisme checks and balances harus tetap dijalankan. (***)