
BERITABATAM.COM, Jakarta – Di beberapa tempat di Pulau Jawa akan dihantam tsunami besar.
Salah satunya prediksi BMKG adalah akan terjadi Pantai Pangandaran.
Adanya ancaman tsunami itu, BMKG mengembangkan inovasi baru guna mencegah korban berjatuhan lebih banyak.
Tekhnologi yang dikembangkan BMKG bernama EWS Radio Broadcaster dan aplikasi SIRITA (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert) di Cilacap.
Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com 6 Oktober 2021, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan peluncuran dua inovasi tersebut sebagai respon atas terjadi peningkatan aktivitas kegempaan.
Pihaknya mengamati aktifitas gempa bumi meningkat dari 2008-2916 ke tahun 2017.
Tahun 2008-2016, gempa tercatat sering terjadi dengan periode 5.000 hingga 6.000 kali. Dan 2017 meningkat tajam menjadi 7.169.
Kemudian mulai 2018 sampai 2019 aktifitas gempa menjadi lebih 11.500 kali dalam kurun satu tahun.
Kendati turun pada 2020 menjadi 8.258 kali, namun masih di atas rata-rata gempa tahunan di tanah air.
Menyangkut hal itu, Dwikorita menyatakan kalau EWS dan SIRITA memiliki fungsi masing-masing.
Dijelaskannya, EWS Radio Broadcaster adalah moda diseminasi berbasis suara yang bermanfaat mengantisipasi kerusakan jaringan komunikasi selular pasca gempa merusak.
Sistem ini katanya memanfaatkan jaringan komunikasi berbasis radio.
Sistem ini banyak digunakan pegiat kebencanaan dan komunitas radio berbasis masyarakat, seperti RAPI dan ORARI.
Tekhnologi ini sebagai hubungan untuk menyebarkan informasi secara cepat, akurat serta ramah terhadap kelompok masyarakat rentan.
Artinya ramah terhadap kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan menelaah pesan berbasi teks.
Sedangkan SIRITA kata Dwikorita merupakan aplikasi sirine tsunami berbasis android.
Aplikasi ini dibuat katanya untuk memudahkan pemerintah daerah menyampaikan perintah evakuasi sebagai bentuk peringatan dini. (***)