
BERITABATAM.COM, Ranai – Kemajuan suatu bangsa bertumpu kepada anak muda sebagai penerusnya. Anak muda yang kuat jiwanya, tangguh dan memiliki pemikiran positif, maju dan luwes lah yang akan meneruskan cita-cita bangsa.
Sang motivator dan juga merupakan Presiden RI yang pertama, Bung Karno berpesan kepada anak muda Bangsa Indonesia dengan kata-kata mutiaranya, ”Berikan aku satu Pemuda niscaya akan ku guncang dunia”.
Harapan pahlawan kita adalah menjadi pemuda yang kuat dan tangguh dalam menghadapi perubahan dunia, baik itu dunia globalisasi, moderenisasi dan digitalisasi.Tangguh dalam arti kata bukan berupa fisik saja melainkan mental dan cara berfikir yang matang dan logis.
Tantangan penerus Bangsa bukannya penjajah melainkan perang digitalisasi, anak muda terus ditantang dengan kemajuan zaman dan kemoderisasian dunia.
Kemajuan digitalisasi berdampak posotif bagi anak muda yang bisa berfikir positif, maju dan luwes, dan berdampak negatif bagi anak muda yang tidak bisa berfikir secara matang, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan sosial dimasyarakat.
Salah satu kemajuan zaman yang tidak bisa kita pungkiri adalah adanya game online. Game online adalah sebuah permainan yang dimainkan didalam suatu jaringan (baik LAN maupun internet), permainan ini biasanya dimainkan secara bersamaan dengan pemain yang tidak terbatas banyaknya.
Adanya Game online di Era Globalisasi dan digitalisasi terus mengguras pemikiran anak bangsa kearah yang negatif, pemikiran menjadi rusak dan tidak luwes.
Bermain game online terlalu sering ternyata bisa berefek buruk pada kesehatan fisik dan mental.Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapakan kecanduan game online sebagai salah satu jenis penyakit gangguan mental (mental disorder).
Jika anak muda sudah rusak fisik dan mentalnya manalah mungkin bisa menjadi penerus bangsa, manalah mungkin tercapai cita-cita pahlawan kita menjadikan anak bangsa yang cerdas, tangguh dan kuat. Tidaklah mungkin anak yang cacat fisik dan mental menjadi harapan bangsa.
Peran guru dan orang tua sangat berpengaruh atas keberhasilan anak muda bangsa Indonesia. Terutama guru selalu diuji dengan tingkah laku peserta didik yang kadang lemah jiwanya dan mudah terpengaruh hal-hal negatif.
Guru dibebankan dipundaknya dengan kata-kata, “guru sebagai pencerdas anak bangsa,” dan “Keberhasilan peserta didik bergantung kepada didikan gurunya,” bahasa tersebut terasa berat dipikul oleh seorang guru.
Peran orang tua juga tidak kalah penting dibandingkan guru karena didikan pertama terlahir dilingkungan keluarga, perlunya sinergi dan kerjasama antara guru dan orang tua dalam berkolaborasi mendidik anak muda sebagai penerus Bangsa.
Sebagai seorang guru Kata-kata mutiara sang motivator dari sang proklamator yang harus diingat sebagai semangat nilai juang yang tinggi dalam mencerdaskan anak bangsa, “Gantunglah cita-citamu setinggi langit, bermimpilah setinggi langit. Jika engakau jatuh , Engkau akan jatuh diantara bintang-bintang,”.
Tugas seorang guru menghadapai dunia digitalisasi terus memberi nasehat kepada peserta didik bahaya game online bagi fisik dan mental, selalau memberikan motivasi dan arahan yang positif agar terbuka pikiran yang maju, matang dan luwes.
Peran guru dan orang tua sangat diperlukan membuka pikiran anak muda yang terbawa arus digitalisasi serba modern, yang masih belum mengerti akan bahaya dan dampak dari game online yang bisa menyebabkan cacat fisik dan mental. (***)
Oleh : Widyawati, ST / Guru SMPN 2 Bunguran Timur