
BERITABATAM.COM, Jakarta – Melihat mobil SUV Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner yang melaju dengan kecepatan tinggi kerap kita jumpai di jalan tol.
Yang sering melihat atau bahkan mengalami sendiri aktivitas kebut-kebutan dengan kedua mobil tersebut tentunya patut diketahui dampaknya.
Seperti kasus kecelakaan Vanessa Angel, sang sopir dari kecelakaan tersebut, Tubagus Joddy mengaku sempat memacu SUV tersebut hingga kecepatan 120 km per jam.
“Kalau dari interogasi awal dari sopir mengaku 120 kilometer per jam,” kata asi Laka Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim Kompol Hendry Ferdinan Kennedy seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya.
Perlu diketahui, yang dilakukan Tubagus Joddy dan sebagian pengemudi Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner tersebut sangatlah tidak benar.
Pasalnya, meskipun mesin kedua SUV tersebut besar dan menghasilkan tenaga yang cukup tinggi, ada beberapa masalah yang menjadikan kedua mobil ini tak cocok dipakai kebut-kebutan.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Cartoq pada Minggu, 7 November 2021, alasan pertama yang membuat kedua mobil tersebut tak cocok digunakan kebut-kebutan adalah karena dimensi mobilnya.
Baik Pajero ataupun Fortuner sama-sama berjenis SUV, yang notabene adalah mobil-mobil dengan bentuk body yang tinggi.
Bentuk badan mobil yang tinggi tersebut membuat pusat gravitasinya menjadi lebih tinggi.
Secara tidak langsung, hal ini akan membuat mobil menjadi lebih rentan untuk tidak stabil dibandingkan sedan yang memang dibuat untuk mengejar kecepatan lebih tinggi.
Jika SUV dengan kondisi seperti ini dipacu lebih kencang, maka hambatan angin yang menabrak bagian bodi juga bertambah besar. Hal ini bisa membuat mobil menjadi limbung dan tidak stabil.
Jangan lupakan juga masalah body roll yang bisa menyebabkan mobil langsung terguling jika sang sopir tak mampu mengontrol mobil dengan benar.
Ada lagi faktor lainnya yang ikut memperparah masalah di atas, yakni penggunaan sasis model Ladder Frame.
Sasis dengan bentuk ladder frame ini pada dasarnya adalah rangka yang disatukan dengan bagian bodi mobil secara terpisah.
Hal ini menyebabkan gejala body roll akan terasa lebih parah dibandingkan mobil dengan sasis monocoque.
Monocoque sendiri adalah mobil-mobil yang bagian bodi dan sasisnya menyatu. Hal ini membuat mobil dengan jenis sasis seperti ini akan lebih mudah untuk dikendalikan di berbagai kondisi jalan. (***)
Artikel ini sudah terbit di mediakepri.co dengan judul Perlu Tahu, Pajero dan Fortuner Tidak Cocok untuk Kebut-kebutan! Ini Alasannya