
BERITABATAM.COM, Jakarta – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut mencurahkan isi hatinya soal penderitaannya menjadi pejabat publik.
Gus Yaqut mengatakan, kesibukannya sebagai pejabat publik membuatnya jarang punya waktu bersama dengan keluarga.
“Jadi saya kadang-kadang merasa zalim terhadap keluarga saya, anak-istri itu. Jadi saya itu pulang, pasti mereka sudah tidur,” ucap Gus Yaqut di podcast Deddy Corbuzier yang tayang pada 2 November 2021.
“Pagi saya mesti langsung berangkat lagi. Kadang-kadang anak belum bangun (saat saya pergi) atau saya masih tidur (saat anak-anak pergi),” tuturnya mengimbuhkan.
Gus Yaqut mengaku pernah menyampaikan keresahannya ini kepada sang istri.
“Akhirnya masing-masing bisa memahami. Saya pasrahkan keluarga ini kepada istri gitu, ya, karena saya harus mengurus ‘keluarga’ yang lain (masyarakat),” ujarnya.
“Jadi kadang-kadang (kalau sedang) sendiri gitu, (saya merasa) ‘Ah, saya ini zalim, dosa banget sama anak-istri, gak ada waktu buat mereka’,” ujar Gus Yaqut.
Akan tetapi pada akhirnya, Gus Yaqut ikhlas dengan konsekuensi yang diterimanya sebagai pejabat publik itu.
“Biarlah ini menjadi harga yang harus saya bayar demi lebih baiknya Indonesia, gak apa-apa. Istri dan anak-anak saya juga memahami,” ujarnya.
Gus Yaqut juga kerap merasa kasihan jika anak-anaknya melihat dirinya ‘diserang’ oleh orang-orang yang tidak menyukainya di media sosial.
“Itu, yang harus menjelaskan ke mereka (soal) itu, tugas istri. Jadi kita berbagi tugas, ya kita nikmati saja,” kata Gus Yaqut.
Teranyar, Gus Yaqut ramai dikritisi publik lantaran menyebut bahwa Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan umat Islam secara umum.
Setelah ramai dan menjadi kontroversi di tengah masyarakat, Gus Yaqut menyampaikan klarifikasi bahwa ucapannya itu ditujukan untuk konsumsi internal NU dengan maksud memotivasi para santri dan pesantren. (***)