
BERITABATAM.COM, Jakarta – Forbes mengeluarkan daftar nama orang kaya di Indonesia. Tentunya, seseorang yang masuk dalam dartar memiliki kekayaan yang luar biasa.
Dan nama lelaki dengan kumis yang tebal ini masuk dalam satu dari daftar nama orang kaya di Indonesia. Nama lelaki ini adalah Rusdi.
Namanya masuk sebagai orang kaya di Indonesia, Rusdi tercatat memiliki kekayaan yang luar biasa yakni Rp12,2 triliun.
Kekayaan triliunan itu diperoleh Rudi sebagai bos maskapai penerbangan Lion Air tidak dari harta warisan orang tuanya.
Tercatat sebagai satu diantara orang kaya di Indonesia diraih Rudi dari kerja keras dan usaha dengan tidak kenal lelah.
Berikut kisah dan perjalanan Rusdi yang memulai bisnis dari nol hingga tercatat sebagai orang kaya di Indonesia.
Orang Indonesia kebanyakan mungkin sudah mengenal maskapai penerbangan Lion Air yang adalah salah satu maskapai terbesar di Indonesia.
Lion Air dikenal mematok harga yang tergolong ekonomis dan bisa masuk di kantong masyarakat kelas menengah untuk dapat merasakan jasa transportasi pesawat terbang.
Hal tersebut memang yang dilihat oleh Rusdi Kirana saat dirinya mendirikan perusahaan yang tergolong raksasa dan multinasional tersebut.
Walau begitu, perjuangan Rusdi dalam mendirikan dan membesarkan Lion Air tidah semudah membalikkan telapak tangan.
Perlu untuk diketahui Rudi memulai bisnisnya ini benar-benar dari nol, bukan hasil warisan orang tua atau lainnya.
Rusdi terlahir dalam keluarga pedagang yang sederhana. Ia lahir di Cirebon pada 17 Agustus 1963 dan dididik untuk membiasakan diri tiap kali ingin mendapatkan hal yang diinginkannya.
Sehingga dari sinilah jiwa bisnisnya mulai tumbuh dan berkembang. Walau begitu, Rusdi tidak dengan serta merta memiliki modal demi membangun bisnis impiannya tersebut.
Ia yakin kalau berbisnis merupakan satu-satunya jalan demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik sehingga ia pun mencoba memulai bisnis kecil-kecil waktu itu.
Rusdi yang jeli dalam melihat peluang menjadikan mesin ketik yang saat itu tengah populer menjadi usaha pertamanya.
Ia merasakan pernah menjadi penjual mesin ketik meski sayangnya usaha tersebut tidaklah mulus seperti yang diharapkan.
Rusdi cuma mampu memperoleh Rp95.000 per bulan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kegagalan tersebut pun jadi salah satu pengalaman pahit yang ia dapatkan semasa muda.
Rusdi juga berkisah dirinya pernah ditolak cintanya oleh seorang perempuan. Alasannya, hanya karena Rusdi tidak mempunyai sepatu bermerek Puma.
Ketika dirinya tengah berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila, Rusdi pun beranjak mengenal bisnis penerbangan.
Ia pun menjajal peluang lainnya dengan menjadi calo tiket di Bandara Soekarno-Hatta. Hasil yang terbilang lumayan, membuat Rusdi menjalankan bisnis ini selama 10 tahun.
Ia pun melakukan gebrakan bersama kakaknya, Kusnan Kirana dengan membuka usaha biro perjalanan “Lion Tour”.
Usahanya tersebut terbilang berhasil. Lantaran, usai 8 tahun berjalan Rusdi dan kakaknya akhirnya mampu membeli pesawat bekas dari tabungan hasil keuntungan usaha biro perjalanan tersebut di tahun 1998.
Keputusan keduanya untuk membeli pesawat bekas lantaran adanya deregulasi industri penerbangan oleh Departemen Perhubungan kala itu.
Melihat peluang itu, Rusdi pun memutuskan untuk mendirikan maskapainya sendiri. Mempunyai sebuah pesawat bekas tidak cukup, ia akhirnya memutar otak demi mewujudkan bisnis impiannya tersebut.
Ia akhirnya mengajak teman-temannya yang berada di Pasar Glodok untuk ikut menanamkan modal pada bisnisnya tersebut.
Rupanya ajakan ini tidak langsung disambut baik teman-temannya. Tidak sedikit di antara mereka malah meragukan ide bisnisnya.
Namun, justru momen tersebut menjadi titik awal dari kesuksesan Lion Air Group yang sudah menjadi perusahaan multinasional.
Rusdi akhirnya bisa memperoleh modal yang terbilang pas-pasan yakni sekitar Rp9 miliar. Sepertiga dari jumlah modal ini dipakai untuk menyewa pesawat.
Sedangkan, sebanyak Rp2,5 miliar sisanya dipakai untuk bagian perawatan pesawat serta perekrutan karyawan.
Tak sampai di situ saja, Rusdi bahkan menjahit sendiri seragam untuk pramugari yang kainnya kala itu ia beli dari sebuah pasar di Bandung.
Usai semuanya dirasa cukup ia pun memberanikan diri bertemu Menteri Perhbungan dan meminta izin untuk membuka usaha penerbangan.
Permintaan itu sayangnya ditolak mentah-mentah. Rusdi menyebut hal ini lantaran dirinya tidak memiliki pengalaman di bidang penerbangan.
Akan tetapi, Lion Air tetap mengudara pada 30 Juni 2000. Kala itu, Lion Air resmi beroperasi memakai dua pesawat Boeing 737-200.
Perusahaan Rusdi yang dulu bernama PT. Lion Mentari Airlines itu kini semakin maju. Seperti di tahun 2015, mampu membeli pesawatnya sendiri bertipe Boeing seharga Rp195,2 triliun.
Kemudian pada tahun 2017, ia membeli sebanyak 234 pesawat Airbus yang senilai Rp230 triliun. Kini Lion Air diketahui sudah melebarkan bisnisnya dengan mengoperasikan setidaknya 4 maskapai yakni Wings Air, Batik Air, dan Malindo Air.
Dari kesuksesan ini, Rusdi dilaporkan memiliki kekayaan sebesar Rp 12,2 triliun menurut Forbes, menjadikannya salah satu orang terkaya di Indonesia. (redaksi)