
BERITABATAM.COM, Bintan – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan Satuan Tugas (Satgas) Stunting Kepulauan Riau (Kepri) lakukan monitoring dan evaluasi (Monev) di Kabupaten Bintan.
Diketahui, evaluasi yang dilakukan oleh tim ini sudah empat kali melakukan Monev. Sebelumnya dilakukan di Kabupaten Anambas, Karimun, Bintan dan Tanjungpinang.
Tim melakukan evaluasi ini agar dapat memastikan dan melihat kinerja maupun kendala yang di hadapi TPPS, TPK di Kabupaten Bintan.
Dijelaskan, Sekretaris BKKBN Kepri, Sitti Jamilah bahwa, pelaksanaan tugas TPPS, TPK, dan satgas stunting perlu terus di pantau dan dibina.
Kenapa hal tersebut dilakukan agar bisa memonitoring, dan evaluasi pelaksanaan tugas.
Lanjut, pada setiap tim agar dapat ditekankan untuk menarget percepatan penurunan stunting pada tahun 2024 tercapai.
“Pembahasan pokok penting ini memonitoring dan evaluasi elemen penting untuk setiap program dan kegiatan, ” kata Sitti Jamilah di Kantor Pemkab Bintan. Rabu (27/09) siang.
Disamping itu, Sitti menyampaikan pelaksanaan monitoring akan memberikan informasi tentang, proses dan tahapan pelaksanaan kegiatan.
Hal tersebut dimaksudkan dapat mengantisipasi kendala dan intervensi. Mengapa?, sikap tersebut dapat dipergunakan dalam upaya perbaikan pelaksanaan diwaktu yang akan datang.
“Pelaksanaan monev dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih objektif, terkait kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan agar menilai hasil pelaksanaannya,” ungkapnya pada media beritabatam.com.
Dirinya menegaskan dua poin tersebut perlu di genjot secara serentak di seluruh indonesia. Sehingga, pihak terkait mendapat gambaran pada kondisi dilapangan pada setiap daerah.
“Dapat diketahui juga dan tentu harus direspon dengan kebijakan serta kegiatan yang sesuai atau mendukung,” tegas Sitti.
Demikian, diuraikan, TPK dan Satgas dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan monev di seluruh indonesia.
“Ya kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan merupakan hal yang penting dalam suatu proses kegiatan pendampingan keluarga,” urainya lagi.
Tentu, ini dapat peroleh informasi yang berkesinambungan agar pelaksanaan pendampingan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Dirangkum singkat bahwa target prevalensi stunting di Kepri sebesar 10.20 %, Kabupaten Bintan 12,12 %, dan nasional 14 %.
Sementara itu, Sekretaris DP3KB Kabupaten Bintan, dr. Untung Siswanto mengaku terus menerus mendukung program stunting ini dengan harapan semua dapat terakomodir.
“Ini positif, kami terus menggenjot dan menciptakan inovasi-inovasi-inovasi untuk mendukung stunting ini,” ucap dr. Untung Siswanto.
Kendati, dijelaskan dr. Untung, bahwa di Kabupaten Bintan tepatnya di Desa Teluk Sasah untuk angka stunting masih tinggi.
“Desa Teluk Sasah masih tinggi angka stunting, demikian agar tidak ketinggalan kami terus menggesa pihak-pihak terkait untuk menurunkan angka stunting di desa tersebut, atau seluruh Bintan,” sambungnya.
Lagi, dr Untung membeberkan bahwa yang ditemukan disana itu, para orang tua bekerja sehingga anak kurang kasih sayang dengan pola asuh orang tuanya.
“Intinya kami terus berupaya menekan angka stunting di Bintan dapat menurun, mari dukung semua program dan kegiatan,” tutupnya. (Oppy)