
BERITABATAM.COM – Globalisasi menurupakan fenomena yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan masa sekarang.
Globalisasi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Masyarakat.
Seperti Bahasa dan budaya, salah satu dampak yang dapat kita lihat dari globalisasi adalah pergeseran bahasa dan budaya yang cukup pesat perubahannya pada jaman sekarang ini.
Jorong galogah merupakan suatu desa kecil yag ada di Nagari kamang, Kecamatan kamang baru, Kabupaten sijunjung.
Masyarakat jorong galogah biasanya menggunakan bahasa daerah dalam bertutur kata sehari hari, bahasa daerahnya tersebut menjadi identitas budaya yang ada di jorong galogah tersebut.
Namum dengan perkembangannya jaman dan globalisasi, bahasa daerah yang digunakan pun sudah mulai terancam dan memiliki banyak tantangan dalam mempertahankan bahasa daerahnya tersebut dalam arus globalisasi tersebut.
Globalisasi dapat didefinikasikan sebagai proses integrasi dan interaksi antara orang, Perusahaan, dan pemerintahan dari berbagai negara yang di dorong oleh globalisasi dan teknologi informasi, dalam konteks bahasa, globalisasi telah menciptakan fenomena yang di sebut dengan global village atau disebut dengan Desa global,
Dimana batas geografis kebudayaan menjadi semakin tidak jelas.
Dampak globalisasi terhadap bahasa dapat dilihat dari berbargai faktor sebagai berikut:
1. Dominasi Bahasa Global
Bahasa Inggris menjadi bahasa utama dalam perdagangan internasional, pendidikan, dan media online dan masa
2. Pergesersn Bahasa
Bahasa daerah mengalami tekanan untuk beradaptasi dan terancam punah karena dominasi bahasa yang lebih global.
3. Homogenisasi Bahasa
Terdapat kecenderungan menggunakan kata-kata dan istilah yang sama di berbagai Bahasa, terutama di bidang teknologi dan bisnis .
4. Hibridisasi Bahasa
Munculnya bentuk bentuk bahasa baru yang merupakan campuran antara bahasa lokal dan bahasa luar.
Dengan pendekatan antropolinguistik saya akan menganalis bagaiamana globalisasi mempengaruhi penggunaan dan pelestarian bahasa yang ada di Jorong Galogah tersebut.
Antropolinguistik merupakan bidang ilmu interdisiplin yang menggabungkan antropologi dan linguistik untuk mempelajari bagaimana hubungan antar bahasa, budaya dan Masyarakat.
Persepektif ini berkaitan dalam mengkaji pergeseran bahasa daerah yang ada di Jorong Galogah.
Teori pergeseran bahasa yang di kemukankan oleh Joshua Fisman ia menjekaskan bagaimana proses di mana penggunaan satu bahasa di gantikan oleh bahasa lain dalam suatu kelompok, pergeseran ini sering terjadi ketika bahasa yang kurang mencolok ke bahasa yang lebih mencolok.
Pergeseran ini dapat dapat di kaitkan dengan arus globalisasi yang terjadi di media massa, pendidikan dan mobilitas sosial yang meningkat.
Persepsi ini mencerminkan ketakutan yang di hadapi Masyarakat Jorong Galogah dalam menghadapi perkembangan globalisasi, dan bagaimana cara agar tetap mempertahankan identitas lokalnya.
Dalam konteks pergeseran bahasa daerah akibat globalisasi, perspektif antropolinguistik dapat membantu kita dalam memahami tentang hubungan bahasa dan identitas budaya, proses adaptasi linguistik dalam menghadapi perubahan sosial, implementasi sosial dan kultural dari pergeseran bahasa, dan strategi mempertahankan bahasa dalam konteks global.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan bahasa yang ada di Jorong Galogah:
1. Pendidikan
Sistem Pendidkan yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam Bahasa pengantar pembelajaran.
2. Teknologi
Media sosial yang menjadi paparan/pedoman dalam berperilaku dan mencerminkan cara berbicara karena di media sosial banyak menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing
3. Ekonomi
Persepsi penggunaan Bahasa Indonesia dan Inggris membuka peluang untuk menunjang pekerjaan yang lebih baik dan menghasilkan banyak uang.
4. Kebijakan Bahasa
Kebijakan pemerintahan yang kurang mendukung pelestarian Bahasa Daerah dapat mempercepat pergeseran bahasa
5. Migrasi dan Urbanisasi
Perpindahan penduduk dari Daerah ke kota besar sering kali menyebabkan berkurangnya penggunaan Bahasa daerah.
6. Penggunaan kosa kata
Banyak kata kata dari Bahasa Indonesia dan Bahasa asing yang mulai menggantikan kosa kata asli Bahasa daerah tersebut.
7. Struktur Bahasa
Banyaknya terjadi perubahan dalam kosa kata dan tutur berbicara sehari hari yang di pengaruhi oleh Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing.
8. Konteks Penggunaan
Bahasa Daerah sudah mulai terbatas penggunaanya pada situasi-situasi tertentu, seperti upacara adat dan percakapan antar generasi yang lebih tua.
9. Sikap Bahasa
Generasi muda kurangnya menggunakan bahasa Daerah, dam lebih cenderung menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa gaul lainnya.
Meskipun globalisasi membawa tantangan bagi keberlansungan bahasa daerah tersebut, kita dapat mengupayakan pelestarianya dengan beberapa cara sebagai berikut :
1. Program Pendidikan
Upaya program Pendidikan ini dapat kita lakukan dengan cara memasukkan bahasa Minangkabau dalam kurikulum pendidikan yang ada di sekolah.
2. Kegiatan Budaya
Dengan menyelenggarakan acara festival dan acara yang memperkenalkan penggunaan bahasa Daerah yang ada.
3. Dokumentasi Bahasa
Melakukan dokumentasi dan penelitan dan pencatatan bahasa daerah untuk keperluan akademisi dan pelestariannya.
4. Kebijakan Bahasa
Pemerintahan daerah membuat kebijakan yang mendukung menggunaan bahasa Daerah dalam acara apapun itu
jadi dapat disimpulkan bahwa Globalisasi telah memberikan dampak signifikan terhadap pergeseran bahasa daerah di Jorong Galogah, Nagari Kamang, Kabupaten Sijunjung.
Fenomena ini ditandai oleh dominasi bahasa global, terutama bahasa Inggris dan Indonesia, serta perubahan dalam penggunaan kosakata dan struktur bahasa lokal.
Faktor-faktor seperti sistem pendidikan, teknologi, ekonomi, migrasi, dan sikap generasi muda berkontribusi pada pergeseran ini.
Melalui perspektif antropolinguistik, kita dapat memahami hubungan kompleks antara bahasa, budaya, dan masyarakat dalam konteks perubahan ini.
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, upaya pelestarian melalui program pendidikan, kegiatan budaya, dokumentasi bahasa, dan kebijakan pemerintah memberikan harapan untuk mempertahankan identitas lokal di tengah arus globalisasi.
Oleh : Windia Jelipa Putri
Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas