
BERITABATAM.COM, Batam – Kepulauan Riau (Kepri) terus menjadi sorotan karena letak geografisnya yang strategis yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura, menjadikannya rawan dari sindikat narkoba internasional.
Baru-baru ini, Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IV Batam berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba sebanyak 1,9 ton yang terdiri dari sabu seberat 705 kg dan kokain seberat 1.200 kg senilai Rp 7,057 triliun, Selasa 13 Mei 25.
Kapal ikan asing berbendera Thailand dengan nama lambung AUng toe Toe 99 yang diamankan di Perairan Selat Durian, Kabupaten Karimun, Kepri, mengangkut puluhan karung berisi narkoba golongan satu.
Kapolda Kepri, Irjend Pol Asep Safrudin, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi penindakan yang dilakukan jajaran TNI di laut perbatasan negara.
Menurutnya, perairan Kepri menjadi jalur keluar masuk transportasi laut baik nasional maupun internasional yang sering dimanfaatkan oleh sindikat narkoba.
“Kepolisian dalam hal ini selalu mengawasi potensi penyelundupan narkoba dari luar negeri, koordinasi dan kolaborasi juga akan terus ditingkatkan antar lembaga penegak hukum,” katanya, Jum’at 16 Mei 2025.
Salah satu wilayah yang menjadi perhatian adalah Kabupaten Karimun, yang menempati urutan pertama sebagai pintu masuk narkoba ke Indonesia karena kedekatannya dengan Johor, Malaysia.
Narkoba masuk melalui pelabuhan-pelabuhan laut kecil yang tersebar di sepanjang Karimun dengan berbagai modus operandi.
Upaya penindakan terus dilakukan oleh aparat, seperti Bea Cukai Batam yang berhasil menggagalkan sembilan kali upaya penyelundupan narkotika sepanjang Januari hingga Februari 2025.
Namun, tantangan masih besar karena Kepri masih menjadi jalur alternatif penyelundupan narkoba dari luar negeri.
Kepala BNNP Kepri, Brigjen Hanny Hidayat, menyatakan bahwa pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum terus berupaya memperkuat pengawasan dan melakukan pencegahan.
Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat, diharapkan Kepri dapat terbebas dari jerat sindikat narkoba internasional. (ria fahrudin)