BERITABATAM.COM, Karimun– Satuan Pendidikan jenjang PAUD, TK, SD dan SMP di Kabupaten Karimun mulai menggelar Pembelajaran Tatap Muka, Senin 15 Maret 2021.
Dimulainya Pembelajaran Tatap Muka itu berdasarkan Surat Edaran Dinas Pendidikan Karimun nomor 420/Disdik.Sekr/III/235/2021 pertanggal 12 Maret 2021 tentang kegiatan pembelajaran pada masa Pandemi Covid-19.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Karimun Fajar Horison langsung melakukan peninjauan ke sekolah- sekolah di pulau Karimun, untuk memastikan pembelajaran tatap muka di Karimun berjalan dengan lancar dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19.
“Hari ini kita meninjau sekolah- sekolah di Pulau Karimun untuk memastikan penerapan Protkes berjalan dengan seharusnya,” kata Fajar usai meninjau Pembelajaran Tatap Muka di SMPN 1 Karimun, Senin 15 Maret 2021.
Ia mengatakan, untuk jenjang SMP/MTS pada hari pertama masuk sekolah langsung menjalankan Ujian Tengah Semenster (UTS).
“Sistemnya bergilir jadi tidak langsung semuanya. Kita terus berpesan untuk sekolah tetap menjalankan protokol kesehatannya,” katanya.
Ia berpesan kepada para siswa dan siswi diharapkan membawa alat pelindung diri (APD) berupa masker dari rumah baik yang digunakan dan untuk cadangan.
“Sekolah juga tetap harus mempersiapkan masker, jadi apabila ada siswa yang tidak membawa, bisa langsung diberikan,” katanya.
Ia berharap, pembelajaran tatap muka dapat terus berjalan dengan baik dan lancar. Ia berharap orang tua siswa dan guru dapat berperan aktif untuk menjaga protokol kesehatan.
“Jadi apabila siswa sakit, orang tua jangan memaksakan. Kita menghindari adanya penyebaran Covid-19 di sekolah,” katanya.
“Peran orang tua di rumah ini yang penting, jika anaknya punya gejala jangan dibiarkan ke sekolah karena belajar tatap muka ini dibolehkan bukan diwajibkan,” ungkapnya.
Kemudian, Fajar menyebutkan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah untuk lolos verifikasi melaksanakan belajar tatap muka.
Adapun syarat tersebut diantaranya menyediakan pengecekan suhu sebelum siswa masuk sekolah, cuci tangan, hand sanitizer, masker dan di dalam kelas hanya diperbolehkan berjumlah 50 persen dari total siswa.
“Pengawasan secara berkala akan kita lakukan dan untuk evaluasi pelaksanaan belajar tatap muka itu dilakukan setiap hari sabtu, alhamdulillah belum ditemukan kendala yang berarti. Ini membutuhkan kerja keras, jika ada yang kurang akan kita perbaiki,” ucap Fajar. (Lendoot.com)