
BERITABATAM.COM, NATUNA – Pemerintah kabupaten Natuna menghimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara di bakar. Larangan dan himbauan ini di sampaitan oleh Pj. Sekertaris daerah kabupaten Natuna Hendra Kusuma, pada rapat koordinasi penanganan pembakaran hutan dan lahan, di kantor bupati Natuna, Jumat 23 Maret 2021.
Hendra memaparkan, pada tahap awal memasuki Musim kemarau ini, sudah terdapat 51 kasus Karhutla yang telah ditangani damkar Natuna, jumlah ini sudah sangat tinggi.
“kasus kebakaran di Natuna ini sudah terbilang cukup parah, dalam kurun waktu lebih dari satu bulan terdapat 51 Kasus karhutla. Maka kami tegaskan kepada seluruh masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara di bakar,” ujarnya.
Lebih lanjutnya, Hendra memaparkan rapat koordinasi penanganan karhutla ini merupakan langkah serius pemerintah daerah Kabupaten Natuna bersama instansi terkait dalam hal penanganan kebakaran hutan dan lahan.

“besar harapan saya kepada seluruh peserta rapat agar dapat mengikuti rapat ini dengan serius, sehingga kita dapat pemahaman yang jelas dalam menangani atau mencegah terjadinya karhutla di Natuna”, pintanya.
Selain itu, Hendra juga menyampaikan geografis Natuna yang berada di ujung utara Indonesia berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga.
“asap-asap yang di akibatkan oleh kebakaran yang terjadi akan sampai ke Daerah-daerah lain bahkan sampai ke Negara-negara tetangga, tentu hal ini akan memberikan citra buruk di mata dunia,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kebakaran Kabupaten Natuna, Syawal Saleh, menurutnya kebakaran pada musim kemarau seperti saat ini akan sangat susah untuk di padamkan.
Apalagi dengan masih kurangnya saran dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Kebakaran sendiri.
“untuk itu saya berharap kepada seluru aspek masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran terbuka seperti membuka lahan, ini akan sangat berpotensi terjadinya kebakaran hutan apalagi dengan intensitas angin di musim utara ini,” jelasnya.

Selain itu Syawal juga menjelaskan akibat dari kebakaran hutan sangatlah berbahaya, mulai dari rusaknya ekosistem, buruknya kualitas udara di tempat itu sendiri, terganggunya transportasi khususnya tranportasi udara, bahkan hingga berdampak bagi dunia Internasional.
Kata ia, asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan akan mempengaruhi iklim serta akan meningkatkan emisi gas rumah kaca, tentu ini akan berdampak buruk secara Global.
“Untuk itu, mari kita sampaikan kepada saudara-saudara kita,para tetangga dan seluruh masyarakat Natuna untuk bersama saling bahu-membahu dalam menjaga ekosistem dengan tidak melakukan pembakaran lahan maupun hutan yang mampu meningkatkan proses Global Warming,” jelas Syawal. (dika)