
BERITABATAM.COM, BUKIT BESTARI – Hingga saat ini, Kepri belum menggarap biotekhnologi. Padahal berpotensi menjadi pendapatan bagi pengusaha dan pemerintah.
Demikian Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Kota Tanjungpinang, Agung Dhamar Syakti, Selasa 3 Agustus 2021 dikutip dari kominfo.kepriprov.go.id.
“Industri bioteknologi belum digarap. Ini terbuka, dan potensial dikelola. Tentu diawali dengan riset oleh para ahli, dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar,” kata Agung.
Ia menjelaskan, bioteknologi merupakan teknik penggunaan biota laut atau bagian dari biota laut (seperti sel atau enzim) untuk membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki kualitas genetik atau fenotip tumbuhan dan hewan.
Dan sambungnya mengembangkan (merekayasa) organisme untuk keperluan tertentu, termasuk perbaikan lingkungan.
Contohnya, pengelolaan tepung ikan, yang memiliki zat baik untuk perkembangan otak anak.
Bakteri yang ditemukan dari bioteknologi kelautan katanya juga mampu mengurai limbah minyak untuk mencegah pencemaran laut.
“Di sekitar kita, di bibir laut, banyak dijumpai pohon bakau. Ini juga bermanfaat dalam kajian industri bioteknologi, yang dapat berkembang,” ujarnya.
Para peneliti di Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang juga mengambil peran penting dalam berbagai riset bioteknologi, meski ditemukan berbagai kendala sehingga hasilnya belum maksimal.
“Kami ingin kampus kami ini menjadi bagian terpenting dalam riset yang mampu mengelola sumber daya kelautan untuk kepentingan publik dan pemerintah,” tuturnya. (***)