
BERITABATAM.COM, Jakarta – Pemerintah saat ini sedang menghadapi tantangan besar untuk dapat memenuhi ketersediaan rumah bagi semua golongan masyarakat.
Pasalnya, lebih dari 74 persen masyarakat Indonesia saat ini tidak memiliki rumah sendiri. Sebanyak 32 persen masih mengontrak atau menyewa, dan sisanya sebanyak 42 persen menumpang.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk meresponnya dengan ikut mendorong pembiayaan perumahan murah bagi rakyat. Ini dilakukan agar masyarakat dapat mengakses pembelian rumah murah yang layak huni di seluruh Indonesia.
Hal tersebut terungkap dalam diskusi secara daring, bertema “Ekosistem Pembiayaan Perumahan Menjadi Solusi atas Isu dan Tantangan Perumahan Nasional”, Selasa 28 September 2021 di Jakarta.
Diskusi digelar dalam rangka upaya pemerintah memperkuat ekosistem pembiayaan perumahan di Indonesia.
Karena itu, diskusi melibatkan Bank BRI bersama Kementerian PUPR RI, Kementerian Keuangan RI, dan BP Tapera.
Forum diskusi ini menghadirkan sejumlah panelis, di antaranya Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna, dan Direktur Sistem Manajemen Investasi Kementerian Keuangan RI Ludiro.
Selain itu juga Komisioner BP Tapera Adi Setianto, dan Direktur Kelembagaan dan BUMN BRI Agus Noorsanto, serta Direktur Konsumer BRI Handayani.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengungkap data menarik, bahwa saat ini terdapat 74 persen masyarakat Indonesia tidak memiliki rumah.
Angka tersebut terdiri atas lebih dari 32 persen menyewa dan 42 persen menumpang.
“Tantangan perumahan saat ini yang harus dihadapi oleh pemerintah adalah tersedianya rumah untuk semua golongan masyarakat, industrialisasi konstruksi, rumah murah yang mampu menekan biaya konstruksi, dan tersedianya rumah layak huni dengan lingkungan hijau, serta akses pembiayaan perumahan terhadap masyarakat non fixed income dan pembiayaan mikro perumahan,” imbuhnya.
Merespons hal tersebut, Direktur Konsumer BRI Handayani menyampaikan bahwa saat ini BRI telah mendorong pembiayaan perumahan murah bagi rakyat untuk dapat mengakses pembelian rumah murah yang layak huni di seluruh Indonesia.
“Hingga akhir Agustus 2021 lalu, BRI telah menyalurkan pembiayaan KPR subsidi, kepada lebih dari 19.298 nasabah. Hal ini, dilakukan untuk terus mendukung program pemerintah, agar masyarakat dapat mengakses pembiayaan rumah murah, layak, aman, dan nyaman,” tambah Handayani.
Di sisi lain, solusi pembiayaan rumah murah dan accessible merupakan tantangan banyak pihak dalam menyediakan sarana tempat tinggal yang mampu menjawab berbagai kebutuhan rumah tinggal yang terjangkau bagi semua pihak.
Hingga saat ini masih terjadi mismatch (ketidakcocokan) dan belum tepatnya sasaran antara supply dan demand di bidang perumahan, sinergi antar lembaga merupakan salah satu second way out yang dapat memperkecil data yang ada.
“BRI juga bersama BP Tapera menjalin kerjasama dalam hal pengelolaan bank data yang diharapkan mampu menjembatani informasi antara supply dari developer dan demand dari masyarakat pemohon FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan),” imbuh Direktur Kelembagaan dan BUMN BRI, Agus Noorsanto.
Ke depan, mulai terintegrasinya ekosistem di bidang pembiayaan perumahan (supply side melalui BP3, dan demand side melalui BP Tapera) yang digawangi oleh Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, dan Bappenas maupun stakeholder terkait di bidang perumahan, diharapkan mampu mendukung harga sarana perumahan yang terjangkau dengan kualitas yang memadai.
“BRI siap memberikan dukungan dalam hal layanan pendaftaran dan iuran BP Tapera dari sektor informal melalui network BRI termasuk Agen BRILink, BRI siap menghadirkan potensi peserta baru dari ekosistem mikro BRI sebesar 45 Juta masyarakat hasil dari sinergitas antara BRI, PNM, dan Pegadaian,” papar Handayani.
“BRI optimistis melalui forum diskusi ini akan melahirkan ekosistem pembiayaan perumahan yang dapat memfasilitasi seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya. (***)