
BERITABATAM.COM, Jakarta – Hari ini 1 Februari setiap tahunnya merupakan hari istimewa yang menjadi hari perayaan bagi orang Tionghoa untuk memperingati Tahun Baru Imlek.
Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama (Hanzi: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh (十五暝 元宵節) pada tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama).
Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī (除夕) yang berarti “malam pergantian tahun”.
Baca Juga: Polisi ini Razia di Tengah Suasana Pergantian Tahun Baru Imlek
Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan warna merah, bunyi petasan dan gelaran barongsai yang ternyata memiliki mitos tersendiri bagi kalangan warga Tionghoa.
Menurut legenda, dahulu kala, Nián (年) adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, dan bahkan penduduk desa.
Untuk melindungi diri mereka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. Dipercaya bahwa dengan melakukan hal itu, maka Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil panen.
Baca Juga: Ingin Dapatkan Beasiswa dari Pemkab Bintan, Ini Syaratnya
Pada suatu waktu, penduduk melihat Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah.
Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh 鸿钧老祖 atau 鸿钧天尊 Hongjun Laozu, dewa Taoisme dalam kisah Fengsheng Yanyi, dan dijadikan kendaraan Honjun Laozu.
Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Rabu 2 Februari 2022: Pisces akan Bertemu dengan Seseorang Dari Masa Lalu
Adat-adat pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan tahun baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; Hanzi: 过年), yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah berarti “mengusir Nian”.[2][3]
Mitos tentang Nian juga dapat ditemukan dalam buku Jingchu Sui Shi Ji 荊楚歲時記, catatan kebiasaan tahun baru Jingchu yang dibuat pada zaman Dinasti Selatan dan ditulis oleh Zong Lin (498–561). (dhani)